Masa remaja adalah fase kehidupan yang penuh warna, di mana setiap detik terasa seperti petualangan baru, namun di balik itu juga tersimpan banyak pertanyaan dan kegelisahan. Kalian, para remaja Kristen, berada di persimpangan jalan—sebuah periode krusial untuk menemukan jati diri, membentuk nilai-nilai, dan yang paling penting, merangkai mimpi tentang masa depan. Bukan hanya tentang nilai ujian atau pilihan universitas, tetapi lebih dalam lagi: tentang tujuan hidup, relasi, dan bagaimana iman kalian akan membimbing setiap langkah.
Pertanyaan seperti, "Aku mau jadi apa nanti?", "Apakah aku bisa meraih cita-citaku?", "Bagaimana kalau aku gagal?", atau "Apa rencana Tuhan untukku?" mungkin sering berkecamuk di benak. Ini adalah hal yang sangat wajar. Masa depan memang seperti kanvas kosong yang menunggu untuk dilukis, dan rasa takut akan ketidakpastian adalah bagian alami dari proses melukis itu. Namun, sebagai remaja Kristen, kita memiliki keistimewaan yang tak ternilai: kita tidak sendirian. Kita punya Tuhan yang memegang kendali atas setiap lembar kehidupan kita, dan janji-Nya adalah kompas terbaik untuk menavigasi setiap badai maupun cerahnya hari esok.
1. Gelombang Ketidakpastian dan Jangkar Iman
Dunia bergerak begitu cepat. Informasi datang bertubi-tubi, pilihan karier semakin beragam, dan tekanan sosial terasa makin berat. Di satu sisi, ada ekspektasi dari orang tua, guru, dan teman sebaya. Di sisi lain, ada suara hati yang seringkali bingung harus memilih yang mana. Era digital ini memperlihatkan begitu banyak "kehidupan ideal" di media sosial, yang tanpa sadar bisa memicu perbandingan dan rasa tidak percaya diri. Semuanya ini bisa menciptakan gelombang ketidakpastian yang kuat, membuat hati seringkali terombang-ambing.
Sebagai remaja, kalian sedang belajar mendayung di tengah gelombang ini. Mungkin kalian melihat teman-teman yang sudah tahu persis apa yang mereka inginkan, atau orang-orang yang tampaknya memiliki segalanya. Perasaan tertekan untuk segera "menemukan" diri sendiri atau "merencanakan" masa depan secara detail bisa sangat membebani. Namun, Alkitab mengingatkan kita untuk tidak khawatir tentang hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Cukuplah setiap hari dengan kesusahannya.
"Karena itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
— Matius 6:34
Ayat ini bukan berarti kita tidak boleh memiliki rencana atau tujuan. Tentu saja kita harus! Namun, ayat ini mengajarkan kita untuk tidak membiarkan kekhawatiran akan masa depan merenggut sukacita dan damai sejahtera kita hari ini. Tuhan ingin kita hidup dalam iman, percaya bahwa Dia akan menyediakan dan memimpin kita langkah demi langkah. Jangkar iman kita adalah Kristus. Di tengah gelombang yang tak menentu, Dialah yang memegang kita teguh, memberi kita ketenangan dan kepastian bahwa kita tidak akan tenggelam.
2. Menemukan Identitas dalam Kristus: Fondasi Masa Depan
Sebelum kita berbicara tentang apa yang akan kita lakukan di masa depan, sangat penting untuk memahami siapa kita di masa kini. Identitas adalah fondasi dari segalanya. Tanpa dasar yang kuat, kita akan mudah terombang-ambing oleh opini orang lain, tren dunia, atau kegagalan yang mungkin terjadi. Bagi remaja Kristen, identitas kita tidak ditemukan dalam popularitas, prestasi akademik, atau status sosial, melainkan dalam Kristus.
2.1. Lebih dari Sekadar Label Duniawi
Dunia seringkali mencoba mendefinisikan kita berdasarkan apa yang kita miliki atau apa yang kita lakukan. "Anak pintar," "si cantik," "pemain bintang," "si kaya," atau bahkan label negatif seperti "si bodoh" atau "pecundang." Namun, semua label ini bersifat sementara dan dangkal. Mereka tidak mampu menangkap esensi sejati dari siapa kita.
Dalam Kristus, kita adalah anak-anak Allah yang dikasihi. Ini adalah identitas tertinggi dan paling kokoh yang bisa kita miliki. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya, dengan tujuan dan rencana yang unik untuk setiap kita. Identitas ini tidak bisa dicabut oleh kegagalan, tidak bisa pudar karena penolakan, dan tidak bisa berubah karena opini orang lain. Identitas ini adalah anugerah, diberikan kepada kita melalui iman kepada Yesus.
"Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah."
— 1 Yohanes 3:1
Ketika kita memahami ini, perspektif kita tentang masa depan akan berubah. Kita tidak lagi hidup untuk mencari pengakuan atau validasi dari dunia, melainkan untuk hidup memuliakan Dia yang telah memberi kita identitas sejati. Masa depan kita bukan lagi sekadar akumulasi prestasi, tetapi sebuah perjalanan untuk mengungkapkan kemuliaan Allah melalui kehidupan yang Dia percayakan kepada kita.
2.2. Memahami Karunia dan Potensi
Allah tidak hanya memberi kita identitas, tetapi juga karunia dan potensi yang unik. Setiap dari kita diciptakan dengan kelebihan, talenta, dan minat yang berbeda. Ada yang pandai berbicara, ada yang jago menulis, ada yang berbakat di musik, ada yang ahli dalam memecahkan masalah, ada yang memiliki hati yang penuh kasih untuk melayani sesama. Ini semua adalah bagian dari cetak biru Allah untuk kita.
Masa remaja adalah waktu yang tepat untuk mulai mengeksplorasi karunia-karunia ini. Cobalah hal-hal baru, terlibat dalam pelayanan gereja, bergabung dengan klub di sekolah, atau luangkan waktu untuk melakukan apa yang kalian cintai dan kuasai. Jangan takut gagal atau merasa tidak cukup baik. Setiap eksplorasi adalah pembelajaran. Tujuan utamanya bukan untuk menjadi yang terbaik di segalanya, melainkan untuk menemukan di mana Allah telah memberkati kalian dengan kemampuan khusus untuk melayani dan memberi dampak.
Memahami karunia ini bukan hanya tentang "apa yang bisa aku lakukan," tetapi "bagaimana aku bisa menggunakan ini untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama?" Ini adalah pertanyaan yang akan membawa kalian pada penemuan tujuan hidup yang lebih dalam dan memuaskan. Masa depan yang cerah bukan hanya tentang kesuksesan pribadi, tetapi tentang bagaimana kalian menjadi saluran berkat bagi orang lain melalui karunia-karunia yang Tuhan berikan.
3. Rencana Tuhan dan Peran Kita: Sebuah Kolaborasi Ilahi
Salah satu pertanyaan terbesar tentang masa depan adalah, "Apa rencana Tuhan untuk hidupku?" Ini adalah pertanyaan yang penting, dan kabar baiknya adalah Tuhan memang memiliki rencana yang luar biasa untuk setiap kita. Dia bukan Tuhan yang pasif, melainkan Tuhan yang aktif terlibat dalam setiap detail kehidupan kita.
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
— Yeremia 29:11
Ayat ini adalah salah satu janji Tuhan yang paling menguatkan. Ini menegaskan bahwa rencana-Nya untuk kita adalah rencana yang baik, rencana damai sejahtera, dan rencana yang penuh harapan. Namun, bagaimana kita bisa mengetahui rencana ini? Dan apa peran kita dalam mewujudkannya?
3.1. Mempercayai Kedaulatan Tuhan
Langkah pertama adalah mempercayai kedaulatan Tuhan. Dia adalah pencipta dan pemelihara alam semesta. Dia tahu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dia tahu apa yang terbaik untuk kita, bahkan ketika kita sendiri tidak tahu. Mengakui kedaulatan-Nya berarti melepaskan keinginan untuk mengendalikan segalanya dan berserah kepada hikmat-Nya yang tak terbatas.
Ini bukan berarti kita pasif dan tidak melakukan apa-apa. Sebaliknya, itu berarti kita bertindak dengan penuh iman, yakin bahwa Tuhan akan memimpin kita. Seperti Yosef dalam Perjanjian Lama, ia tidak selalu mengerti mengapa ia dijual sebagai budak, dipenjara, atau menghadapi kesulitan demi kesulitan. Namun, ia terus setia kepada Tuhan, dan pada akhirnya, rencana Tuhan terungkap: Yosef menjadi penyelamat bangsanya dari kelaparan. Kisahnya adalah bukti nyata bahwa Tuhan bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, sesuai dengan rancangan-Nya.
3.2. Disiplin Mendengar Suara Tuhan
Meskipun Tuhan memiliki rencana, Dia tidak selalu menuliskannya di langit dengan huruf-huruf besar. Seringkali, rencana-Nya terungkap melalui proses, melalui firman-Nya, melalui doa, melalui nasihat orang bijak, dan melalui keadaan hidup. Oleh karena itu, disiplin dalam mendengarkan suara Tuhan adalah kunci.
- Membaca Alkitab: Firman Tuhan adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105). Semakin kita mendalami Firman-Nya, semakin kita memahami karakter-Nya, kehendak-Nya, dan prinsip-prinsip yang harus kita pegang dalam hidup.
- Berdoa: Doa adalah komunikasi dua arah dengan Tuhan. Ini bukan hanya tentang meminta, tetapi juga tentang mendengarkan. Luangkan waktu untuk hening di hadapan Tuhan, membuka hati kalian untuk menerima tuntunan-Nya.
- Komunitas Rohani: Tuhan seringkali berbicara melalui orang-orang yang Dia tempatkan dalam hidup kita—orang tua rohani, mentor, pemimpin gereja, atau teman-teman seiman yang bijak. Mereka bisa memberikan perspektif, dorongan, dan hikmat yang kita butuhkan.
- Menganalisis Keadaan: Perhatikan pintu yang terbuka dan tertutup. Terkadang, Tuhan berbicara melalui kesempatan atau rintangan yang Dia izinkan terjadi dalam hidup kita. Ini membutuhkan hikmat dan kearifan untuk membedakan.
Terkadang, rencana Tuhan tidak terlihat jelas di awal, tetapi seperti sebuah teka-teki, sepotong demi sepotong akan terungkap seiring dengan kita melangkah dalam iman. Jangan takut untuk melangkah keluar dalam iman, bahkan ketika jalannya belum sepenuhnya terlihat.
4. Navigasi Pilihan-Pilihan Krusial: Pendidikan, Karier, dan Relasi
Masa depan remaja dipenuhi dengan serangkaian pilihan penting yang akan membentuk jalan hidup mereka. Bagaimana cara kita membuat keputusan yang bijak sebagai remaja Kristen?
4.1. Memilih Jalur Pendidikan dan Karier
Pendidikan dan karier adalah dua area di mana tekanan dan ekspektasi sangat tinggi. Apakah kalian harus kuliah? Jurusan apa? Di mana? Pekerjaan apa yang cocok untuk kalian? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa terasa membanjiri.
- Pertimbangkan Karunia dan Minat: Kembali ke poin tentang identitas dan karunia. Apa yang kalian nikmati? Apa yang kalian kuasai? Apa yang memotivasi kalian? Tuhan seringkali menempatkan karunia dan minat dalam diri kita sebagai petunjuk menuju panggilan-Nya.
- Berdoa dan Cari Nasihat: Jangan pernah membuat keputusan besar tanpa doa dan tanpa mencari nasihat dari orang-orang bijak yang rohani, seperti orang tua, pendeta, atau mentor. Mereka bisa melihat potensi atau bahaya yang mungkin tidak kalian sadari.
- Pelajari dan Teliti: Lakukan riset tentang berbagai pilihan pendidikan dan jalur karier. Pahami apa yang dibutuhkan, peluangnya, dan bagaimana itu bisa selaras dengan nilai-nilai Kristiani kalian.
- Fleksibilitas dan Keterbukaan: Terkadang, jalur yang kita rencanakan tidak berjalan sesuai harapan. Tuhan mungkin memiliki jalan yang lebih baik. Bersikaplah fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Ingat, tujuan utama bukan hanya mendapatkan pekerjaan impian, tetapi bagaimana pekerjaan itu dapat memuliakan Tuhan dan menjadi saluran berkat.
4.2. Membangun Relasi yang Sehat dan Berfokus Kristus
Relasi adalah bagian integral dari hidup manusia. Teman sebaya, hubungan asmara, dan keluarga—semuanya membentuk siapa kalian dan ke mana kalian pergi. Membangun relasi yang sehat dan berfokus Kristus sangat krusial untuk masa depan yang kuat.
- Pertemanan yang Membangun: Pilihlah teman-teman yang mendukung iman kalian, yang mendorong kalian untuk bertumbuh dalam Kristus, dan yang memiliki nilai-nilai yang sama. Lingkaran pertemanan yang positif dapat mengangkat kalian, sementara yang negatif bisa menyeret kalian jatuh.
- Bimbingan dalam Hubungan Asmara: Ini adalah area yang penuh godaan dan kebingungan bagi remaja. Jangan terburu-buru dalam menjalin hubungan asmara. Fokuslah pada pertumbuhan pribadi dan relasi kalian dengan Tuhan terlebih dahulu. Ketika waktunya tepat, Tuhan akan membawa orang yang tepat ke dalam hidup kalian, seseorang yang juga mengasihi Tuhan di atas segalanya. Libatkan orang tua atau mentor dalam pembahasan topik ini.
- Menghormati Keluarga: Keluarga adalah fondasi yang Tuhan berikan. Hargai, hormati, dan doakan orang tua kalian. Meskipun mungkin ada ketidaksepahaman, tetaplah berusaha menjaga kasih dan komunikasi yang baik. Mereka adalah salah satu sumber dukungan terbesar kalian.
5. Menghadapi Badai dan Kegagalan dengan Iman
Masa depan yang cerah bukan berarti tanpa tantangan atau kegagalan. Sebaliknya, masa depan yang cerah seringkali ditempa oleh badai dan ujian. Bagaimana seorang remaja Kristen dapat menghadapi kesulitan tanpa kehilangan harapan?
5.1. Kegagalan Bukan Akhir, tapi Pembelajaran
Di usia remaja, kegagalan bisa terasa sangat menghancurkan. Nilai jelek, tidak diterima di sekolah impian, tidak terpilih dalam tim, atau ditolak oleh teman. Reaksi pertama mungkin adalah rasa malu, frustrasi, atau ingin menyerah. Namun, sebagai anak-anak Tuhan, kita tahu bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Justru, itu adalah salah satu guru terbaik dalam hidup.
Alkitab penuh dengan kisah orang-orang yang menghadapi kegagalan dan kesalahan besar, namun Tuhan tetap memakai mereka. Musa meragukan kemampuannya, Daud jatuh dalam dosa, Petrus menyangkal Yesus. Namun, melalui pertobatan, anugerah, dan kesetiaan mereka kembali kepada Tuhan, mereka menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih dipakai-Nya.
Ketika kalian gagal, jangan biarkan rasa bersalah atau putus asa menguasai. Sebaliknya:
- Belajar dari Kesalahan: Renungkan apa yang bisa kalian pelajari.
- Bertobat dan Meminta Maaf: Jika ada dosa atau kesalahan terhadap orang lain.
- Minta Kekuatan dari Tuhan: Dia adalah sumber kekuatan dan penghiburan kita.
- Bangkit Kembali: Jangan menyerah. Tuhan tidak pernah menyerah pada kalian.
5.2. Mengatasi Keraguan dan Ketakutan
Keraguan dan ketakutan adalah musuh iman yang seringkali menyerang di usia remaja. Keraguan tentang kemampuan diri, ketakutan akan masa depan, atau keraguan akan keberadaan dan kebaikan Tuhan sendiri. Ini adalah peperangan rohani yang harus dihadapi dengan kebenaran Firman Tuhan.
"Karena Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."
— 2 Timotius 1:7
Ketakutan bukanlah dari Tuhan. Ketika ketakutan atau keraguan datang, lawanlah dengan kebenaran Alkitab. Ingatlah janji-janji Tuhan. Ingatlah bagaimana Dia telah setia di masa lalu. Berbicara dengan orang dewasa yang kalian percaya tentang perasaan-perasaan ini juga sangat membantu. Tuhan tidak meninggalkan kita sendirian dalam pergumulan kita.
6. Hidup dengan Tujuan dan Dampak: Menjadi Terang Dunia
Masa depan yang cerah bukan hanya tentang apa yang akan kita dapatkan, tetapi tentang apa yang akan kita berikan dan bagaimana kita akan menjadi berkat bagi dunia ini. Sebagai remaja Kristen, kita dipanggil untuk menjadi terang dan garam dunia (Matius 5:13-16).
6.1. Melayani Sesama dengan Kasih
Tujuan terbesar dalam hidup kita adalah mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Melayani sesama adalah salah satu cara terbaik untuk mengungkapkan kasih ini. Ini bisa dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kalian:
- Membantu pekerjaan rumah tangga.
- Menjadi sukarelawan di gereja atau komunitas.
- Mengunjungi panti asuhan atau panti jompo.
- Mendukung teman yang sedang kesulitan.
- Berbagi berkat yang kalian miliki.
Ketika kita melayani, kita mengalihkan fokus dari diri sendiri kepada orang lain, dan di sanalah kita menemukan sukacita dan kepuasan yang sejati. Pelayanan ini juga melatih kita untuk mengembangkan karakter Kristus—rendah hati, sabar, murah hati, dan penuh kasih. Kemampuan melayani ini akan menjadi fondasi yang kuat untuk peran apa pun yang akan kalian miliki di masa depan.
6.2. Menggunakan Pengaruh Positif di Dunia Digital
Kalian hidup di era digital, di mana setiap orang memiliki potensi untuk memiliki suara dan pengaruh. Bagaimana kalian menggunakan platform ini? Apakah kalian menyebarkan kebaikan, kebenaran, dan harapan, atau justru terjebak dalam negativitas dan gosip?
Jadilah remaja Kristen yang menggunakan media sosial dan platform digital lainnya untuk memuliakan Tuhan. Bagikan kebenaran Firman-Nya, inspirasi positif, dan kesaksian tentang kasih-Nya. Jadilah contoh dalam interaksi online kalian, menunjukkan rasa hormat, kasih, dan integritas. Ingatlah, jejak digital kalian adalah bagian dari warisan kalian di masa depan.
7. Kekuatan Doa dan Komunitas yang Mendukung
Tidak ada seorang pun yang bisa menjalani hidup ini sendirian, apalagi menghadapi tantangan masa depan. Dua pilar penting yang akan menopang kalian adalah doa dan komunitas rohani.
7.1. Doa sebagai Nafas Kehidupan Rohani
Doa adalah jembatan penghubung kita dengan Tuhan. Ini bukan hanya sebuah ritual, tetapi sebuah percakapan intim dengan Bapa surgawi yang sangat mengasihi kalian. Melalui doa, kalian bisa:
- Mencurahkan segala kekhawatiran dan ketakutan kalian.
- Meminta hikmat dan tuntunan untuk setiap keputusan.
- Mengucapkan syukur atas berkat-berkat-Nya.
- Mengintervensi untuk orang lain.
- Membangun relasi yang lebih dalam dengan Tuhan.
Jadikan doa sebagai bagian tak terpisahkan dari hari kalian. Mulailah dengan doa pagi, mintalah tuntunan di tengah hari, dan akhiri hari dengan doa malam. Kalian akan takjub melihat bagaimana Tuhan merespons dan memimpin kalian melalui doa-doa ini. Doa adalah senjata terkuat yang kalian miliki untuk masa depan.
7.2. Pentingnya Komunitas Kristen yang Kuat
Tuhan tidak menciptakan kita untuk hidup sendirian. Dia menciptakan kita untuk hidup dalam komunitas. Bagi remaja Kristen, memiliki komunitas yang mendukung adalah sangat vital. Ini bisa berupa kelompok pemuda di gereja, kelompok kecil Alkitab, atau lingkaran teman-teman seiman yang solid.
Dalam komunitas yang sehat, kalian akan menemukan:
- Dorongan: Ketika kalian jatuh atau merasa putus asa, ada yang mengangkat kalian.
- Akuntabilitas: Ada yang bisa mengingatkan kalian pada janji-janji Tuhan dan prinsip-prinsip Kristen.
- Hikmat: Kalian bisa belajar dari pengalaman dan perspektif orang lain.
- Kasih: Kalian mengalami kasih Kristus yang nyata melalui orang lain.
- Kesempatan Pelayanan: Bersama-sama, kalian bisa melayani dan memberi dampak yang lebih besar.
Jangan mengisolasi diri. Aktiflah dalam komunitas rohani kalian. Hadiri ibadah, terlibat dalam kegiatan, dan bangunlah relasi yang tulus. Komunitas yang kuat adalah tempat di mana iman kalian akan bertumbuh, dan di mana kalian akan menemukan dukungan tak tergoyahkan saat menavigasi masa depan.
8. Visi untuk Masa Depan yang Berpusat pada Kerajaan Allah
Pada akhirnya, masa depan kita sebagai remaja Kristen harus berpusat pada Kerajaan Allah. Ini berarti bukan hanya memikirkan kesuksesan pribadi kita di dunia ini, tetapi bagaimana hidup kita dapat berkontribusi pada perluasan Kerajaan-Nya di bumi dan untuk kemuliaan-Nya di kekekalan.
8.1. Mengenali Panggilan Hidup yang Lebih Besar
Setiap orang Kristen memiliki panggilan yang universal: untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Namun, di samping itu, Tuhan juga memberikan panggilan spesifik, yaitu cara unik di mana kita akan mewujudkan panggilan universal itu melalui hidup kita. Ini bisa diwujudkan dalam profesi tertentu, pelayanan tertentu, atau gaya hidup tertentu.
Jangan batasi panggilan Tuhan pada sesuatu yang "rohani" secara tradisional seperti menjadi pendeta atau misionaris. Panggilan Tuhan bisa terwujud dalam bidang kedokteran, teknologi, seni, bisnis, pendidikan, atau bahkan sebagai seorang ibu rumah tangga. Intinya adalah bagaimana kalian menggunakan posisi, karunia, dan pengaruh kalian di mana pun Tuhan menempatkan kalian untuk memuliakan-Nya dan menjadi terang.
Berdoalah, "Tuhan, bagaimana Engkau ingin aku menggunakan hidupku? Di mana pun Engkau menempatkan aku, biarlah aku menjadi alat-Mu." Biarkan visi Kerajaan Allah membentuk aspirasi masa depan kalian, bukan sekadar ambisi pribadi yang egois.
8.2. Hidup dengan Perspektif Kekekalan
Dunia ini bersifat sementara, tetapi Kerajaan Allah bersifat kekal. Ketika kita hidup dengan perspektif kekekalan, prioritas kita akan berubah. Kita tidak lagi terlalu khawatir tentang apa yang akan kita peroleh di dunia ini, melainkan apa yang akan kita bawa bersama kita ke kekekalan.
Ini bukan berarti kita tidak bekerja keras atau tidak menikmati hidup. Tentu saja! Tuhan ingin kita menikmati hidup ini sepenuhnya. Namun, itu berarti kita menimbang setiap keputusan, setiap tindakan, dan setiap relasi dengan pertanyaan: "Apakah ini akan memiliki nilai kekal? Apakah ini akan memuliakan Tuhan?"
Hidup ini adalah kesempatan untuk mengumpulkan harta di surga, bukan di bumi. Masa depan yang cerah, dalam pandangan Kristiani, adalah masa depan yang berakar pada Kristus, berpusat pada kehendak-Nya, dan berorientasi pada kekekalan. Ini adalah masa depan yang bukan hanya membawa damai sejahtera dan sukacita bagi kalian, tetapi juga bagi banyak orang lain.
Masa depan adalah sebuah anugerah, sebuah perjalanan yang menunggu untuk dialami. Untuk kalian, para remaja Kristen yang sedang berdiri di ambang pintu masa depan, ingatlah ini: Kalian tidak sendirian. Tuhan menyertai kalian di setiap langkah. Dia memiliki rencana yang indah, rancangan damai sejahtera dan penuh harapan. Jangan biarkan ketakutan merampas sukacita kalian, dan jangan biarkan dunia mendefinisikan siapa kalian.
Berakar dalam identitas kalian sebagai anak-anak Allah, percayalah pada kedaulatan-Nya, disiplinkan diri untuk mendengarkan suara-Nya, buatlah pilihan-pilihan bijak dengan doa dan nasihat, dan hadapilah setiap tantangan dengan iman yang teguh. Jadilah terang di mana pun kalian berada, layani sesama dengan kasih, dan hiduplah dengan visi Kerajaan Allah yang lebih besar.
Masa depan memang belum terlihat sepenuhnya, tetapi kompas kalian adalah Firman Tuhan, jangkar kalian adalah iman kepada Kristus, dan pemandu kalian adalah Roh Kudus. Dengan itu, kalian akan menyongsong setiap hari esok, tidak dengan kecemasan, tetapi dengan antisipasi dan harapan, karena kalian tahu bahwa Allah yang memulai pekerjaan yang baik dalam diri kalian, akan menyelesaikannya sampai pada Hari Kristus Yesus (Filipi 1:6). Bangkitlah, maju, dan raihlah masa depan cerah yang telah Tuhan sediakan untuk kalian!