Khotbah Yesaya 35:1-10: Padang Gurun Bersorak dan Jalan Kekudusan
Kitab Yesaya, yang sering disebut sebagai "injil Perjanjian Lama", adalah sebuah mahakarya profetik yang kaya akan nubuat tentang penghakiman ilahi, hukuman bagi umat Israel, namun secara bersamaan juga dipenuhi dengan janji-janji kemuliaan dan pemulihan yang menakjubkan. Di tengah gulungan-gulungan nubuat yang sering kali berat dan menantang, Pasal 35 muncul sebagai sebuah oase yang menyegarkan, sebuah lagu sukacita yang berbicara tentang transformasi radikal, pengharapan yang meluap-luap, dan jalan keselamatan yang disiapkan oleh Tuhan sendiri. Yesaya 35:1-10 bukanlah sekadar janji-janji kosong; ia adalah sebuah visi profetik yang kuat tentang Kerajaan Allah yang akan datang, yang sebagian telah digenapi dalam kedatangan Kristus dan puncaknya akan tiba dalam kekekalan.
Mari kita selami lebih dalam setiap bagian dari pasal yang luar biasa ini, memahami konteksnya, menguraikan maknanya yang mendalam, dan menarik aplikasi praktis untuk kehidupan kita sebagai orang percaya di masa kini.
I. Konteks Nubuat Yesaya: Dari Kegelapan Menuju Terang Harapan
Sebelum kita menyelami Yesaya 35, penting untuk memahami posisi pasal ini dalam keseluruhan kitab Yesaya. Kitab Yesaya terbagi dalam beberapa bagian besar. Pasal 1-39 umumnya berfokus pada penghakiman atas Yehuda dan bangsa-bangsa lain, sering kali diselingi dengan janji-janji penebusan. Pasal 40-55 dikenal sebagai "Kitab Penghiburan", yang berbicara tentang pemulihan dari pembuangan Babel dan kedatangan Hamba Yahweh yang menderita. Pasal 56-66 melanjutkan tema pemulihan dan harapan eskatologis.
Pasal 35 datang setelah nubuat-nubuat yang mengerikan tentang kehancuran bangsa Asyur (pasal 30-34) dan ancaman atas Yerusalem. Pasal 34, khususnya, melukiskan gambaran yang suram tentang penghakiman atas Edom, sebuah negeri yang digambarkan sebagai padang gurun yang tandus dan dihuni oleh binatang buas. Gambaran kehancuran total dan kehampaan ini menjadi latar belakang yang dramatis bagi keindahan dan kemegahan yang digambarkan dalam pasal 35. Transisi dari kegelapan pasal 34 ke terang benderang pasal 35 bukanlah kebetulan; itu adalah penegasan ilahi bahwa setelah masa-masa paling gelap sekalipun, akan selalu ada fajar pengharapan yang memancar dari Tuhan.
Nubuat Yesaya mencakup periode yang luas, menunjuk pada penggenapan yang bertahap. Sebagian dari janji-janji ini mungkin menemukan penggenapan awal dalam kembalinya Israel dari pembuangan Babel, namun banyak elemen lain yang jelas menunjuk pada penggenapan eskatologis yang lebih besar, yaitu kedatangan Mesias dan Kerajaan-Nya yang kekal. Ini adalah "nubuat ganda", yang memiliki implikasi bagi masa kini dan masa depan.
II. Penglihatan Transformasi: Padang Gurun Bersorak (Yesaya 35:1-2)
1Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga; seperti bunga bakung ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak dengan kegirangan dan dengan nyanyian.
2Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN, keindahan Allah kita.
A. Padang Gurun Bersorak dan Berbunga (Ayat 1)
Ayat pertama membuka dengan gambaran yang sangat kontras dengan realitas padang gurun yang kita kenal. Padang gurun, simbol kekeringan, kematian, dan kehampaan, tiba-tiba akan "bergirang" dan "bersorak-sorak". Bukan hanya itu, ia akan "berbunga lebat seperti bunga bakung." Bunga bakung dikenal karena keindahannya yang mencolok dan kemampuannya tumbuh di tempat-tempat yang tidak terduga, melambangkan kehidupan yang muncul di tengah kemandulan.
Transformasi ini bukanlah sekadar perubahan fisik; ini adalah metamorfosis spiritual dan emosional. Padang gurun yang sebelumnya diam dan mati akan dipenuhi dengan "kegirangan dan nyanyian." Ini melambangkan kebangkitan kembali sukacita dan pujian di antara umat Tuhan yang telah lama menderita. Sukacita ini adalah respons alami terhadap pekerjaan pemulihan ilahi. Ketika Tuhan bertindak, yang mati hidup kembali, yang sedih bersukacita, dan yang tandus berbuah.
Secara spiritual, "padang gurun" seringkali menjadi metafora bagi hati manusia yang kering dan tidak berbuah karena dosa, atau kondisi kehidupan yang sulit, penuh tantangan, dan terasa tidak ada harapan. Nubuat ini menjanjikan bahwa Tuhan mampu mengubah hati yang paling tandus sekalipun menjadi taman yang subur, dan situasi yang paling putus asa sekalipun menjadi alasan untuk bersukacita dan bernyanyi.
Penggenapan sebagian dari nubuat ini dapat terlihat pada kembalinya umat Israel dari pembuangan Babel, di mana mereka kembali ke tanah air mereka yang telah lama ditinggalkan dan mengalaminya sebagai sebuah kehidupan baru. Namun, penggenapan yang lebih penuh dan rohani terjadi melalui kedatangan Yesus Kristus, yang membawa kehidupan baru, sukacita, dan pemulihan spiritual bagi mereka yang percaya, mengubah hati yang tandus menjadi taman Roh Kudus. Di dalam Kristus, setiap orang percaya mengalami semacam "padang gurun yang bersorak" ketika dosa diampuni dan Roh Kudus memenuhi hati dengan kehidupan baru.
B. Kemuliaan TUHAN dan Keindahan Allah Kita (Ayat 2)
Transformasi yang dramatis ini bukan tanpa tujuan. Ayat 2 menyatakan bahwa padang gurun yang baru berbunga ini akan diberikan "kemuliaan Libanon, semarak Karmel dan Saron." Libanon terkenal dengan hutan arasnya yang megah dan tinggi, melambangkan kemuliaan dan kekuatan. Karmel dan Saron dikenal karena kesuburannya yang luar biasa, kebun-kebun anggur, dan padang rumput yang indah, melambangkan keindahan dan kemakmuran.
Artinya, padang gurun yang dulunya tandus itu tidak hanya akan menjadi subur, tetapi akan mencapai tingkat kemuliaan dan keindahan yang setara dengan daerah-daerah paling makmur di Israel. Ini adalah sebuah janji akan pemulihan yang melampaui ekspektasi. Tuhan tidak hanya mengembalikan apa yang hilang, tetapi Dia meningkatkan dan memuliakannya.
Puncak dari semua ini adalah kalimat: "mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN, keindahan Allah kita." Ini adalah inti dari seluruh transformasi. Tujuan akhir dari setiap tindakan pemulihan ilahi adalah untuk menyatakan kemuliaan Allah. Ketika Tuhan mengubah yang tandus menjadi subur, yang putus asa menjadi bersukacita, itu adalah kesaksian yang hidup akan karakter-Nya yang mulia, kekuatan-Nya yang tak terbatas, dan keindahan-Nya yang tak tertandingi. Keindahan yang terwujud di dunia fisik adalah cerminan dari keindahan rohani Allah sendiri.
Dalam konteks Perjanjian Baru, kita melihat penggenapan ini dalam diri Yesus Kristus. Yohanes 1:14 menyatakan, "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." Melalui Yesus, kita melihat kemuliaan dan keindahan Allah yang sejati. Keindahan Injil, kasih karunia-Nya yang mengubahkan hidup, dan kekuatan-Nya untuk memulihkan adalah manifestasi dari kemuliaan ilahi yang dinubuatkan oleh Yesaya.
Aplikasi untuk kita: Ketika kita menghadapi situasi "padang gurun" dalam hidup—kesulitan, kesedihan, kekeringan rohani—kita diingatkan bahwa Tuhan memiliki rencana untuk memulihkan dan mengubahnya. Dan tujuan akhir dari pemulihan itu adalah agar kita dan orang lain dapat melihat kemuliaan-Nya. Apakah kita sedang melihat kemuliaan Tuhan di tengah-tengah pemulihan yang Dia kerjakan dalam hidup kita?
III. Panggilan untuk Menguatkan Hati yang Lemah (Yesaya 35:3-4)
3Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah.
4Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hatimu, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!"
A. Menguatkan yang Lemah dan Teguhkan yang Goyah (Ayat 3)
Setelah penglihatan tentang pemulihan alam, Yesaya beralih ke panggilan langsung kepada mereka yang mendengar nubuat ini. Ayat 3 adalah perintah yang menguatkan: "Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah." Ini bukan hanya sebuah harapan pasif; ini adalah seruan aktif untuk saling mendukung dan memberi dorongan.
Istilah "tangan yang lemah lesu" dan "lutut yang goyah" adalah metafora untuk keputusasaan, kelelahan, dan ketakutan yang mendalam. Orang-orang yang mendengar nubuat ini kemungkinan besar sedang menghadapi tekanan dan ancaman yang besar, baik dari musuh asing (seperti Asyur atau Babel) maupun dari kondisi internal yang sulit. Dalam keadaan seperti itu, kekuatan fisik maupun mental bisa merosot, menyebabkan kelemahan dan keraguan.
Panggilan untuk menguatkan ini adalah sebuah tanggung jawab komunal. Ini berarti bahwa umat Allah tidak boleh membiarkan sesamanya jatuh dalam keputusasaan sendirian. Sebaliknya, mereka harus menjadi saluran penghiburan dan kekuatan satu sama lain. Menguatkan tangan dan meneguhkan lutut berarti memberikan dorongan, dukungan praktis, dan pengingat akan janji-janji Tuhan.
Dalam konteks Perjanjian Baru, panggilan ini beresonansi dengan ajaran Paulus dalam Galatia 6:2, "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Ini juga sejalan dengan Ibrani 12:12-13, yang menggunakan gambaran serupa: "Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang lesu; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, supaya yang timpang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh." Hal ini menekankan pentingnya komunitas dalam perjalanan iman, di mana kita saling mengangkat dan membantu satu sama lain untuk tetap berdiri teguh.
B. Janji Kehadiran dan Penyelamatan Allah (Ayat 4)
Puncak dari panggilan untuk menguatkan ini terletak pada janji yang luar biasa di ayat 4: "Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: 'Kuatkanlah hatimu, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!'"
Ada dua elemen kunci dalam janji ini:
- Kedatangan Allah dengan Pembalasan dan Ganjaran: Frasa ini mungkin terdengar menakutkan bagi sebagian orang, tetapi dalam konteks Yesaya, "pembalasan" dan "ganjaran" di sini bukanlah hanya tentang hukuman. Ini adalah keadilan ilahi. Allah akan datang untuk membalaskan kesalahan yang dilakukan terhadap umat-Nya dan memberikan ganjaran yang setimpal kepada para penindas. Bagi mereka yang tertindas dan menderita, ini adalah kabar baik—bahwa Allah yang adil tidak akan membiarkan kejahatan berkuasa selamanya. Dia akan menegakkan keadilan dan membela umat-Nya. Ini adalah jaminan bahwa penderitaan mereka bukanlah tanpa akhir atau tanpa tujuan.
- Kedatangan Allah untuk Menyelamatkan: Lebih dari sekadar pembalasan, janji utama adalah "Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" Ini adalah inti dari harapan. Allah tidak mengirim perantara; Dia sendiri yang datang. Kedatangan-Nya adalah jaminan keselamatan. Ini adalah janji akan kehadiran ilahi yang personal dan penuh kuasa, yang akan secara aktif campur tangan untuk membawa pembebasan. Bagi umat Israel yang terancam dan diasingkan, ini adalah jaminan bahwa Tuhan tidak melupakan mereka. Bagi orang percaya hari ini, ini adalah inti dari Injil—Allah datang dalam Yesus Kristus untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa dan dari segala kuasa kegelapan.
Perintah "janganlah takut!" adalah sebuah perintah yang berulang kali muncul dalam Alkitab, selalu diikuti dengan alasan yang kuat untuk tidak takut—yaitu, kehadiran dan kuasa Allah. Ketakutan adalah musuh iman, yang melumpuhkan tangan, menggoyahkan lutut, dan membuat hati tawar. Tetapi ketika Allah sendiri datang, ketakutan harus pergi.
Ini adalah dasar pengharapan Kristen: Tuhan kita bukanlah Allah yang jauh, yang pasif terhadap penderitaan umat-Nya. Dia adalah Allah yang aktif, yang berjanji untuk datang dan bertindak atas nama mereka yang percaya kepada-Nya. Apakah kita hidup dalam kesadaran akan kedatangan-Nya yang menyelamatkan, baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan?
IV. Mukjizat Pemulihan Fisik dan Lingkungan (Yesaya 35:5-7)
5Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
6Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorak; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara.
7Tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kering menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan kusa.
A. Pemulihan Mukjizat bagi Tubuh Manusia (Ayat 5-6a)
Yesaya melanjutkan dengan janji-janji yang menakjubkan tentang pemulihan fisik. Ini adalah mukjizat yang secara harfiah akan mengubah kondisi manusia yang paling menyedihkan: "Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorak."
Penyakit dan cacat tubuh adalah bagian dari realitas dosa dan dunia yang rusak. Dalam masyarakat kuno, buta, tuli, lumpuh, dan bisu sering kali dianggap sebagai kutukan atau tanda dosa, dan penderitaan mereka sangat besar, seringkali terisolasi dari masyarakat. Janji Yesaya ini adalah sebuah revolusi harapan, menyatakan bahwa Allah akan campur tangan untuk mengembalikan keutuhan tubuh manusia.
Gambaran "orang lumpuh akan melompat seperti rusa" sungguh kuat. Rusa dikenal karena kecepatan, kelincahan, dan kebebasannya. Orang yang dulunya terkurung dalam ketidakberdayaan akan merasakan kebebasan dan kegembiraan yang meluap-luap. Demikian pula, "mulut orang bisu akan bersorak-sorak" tidak hanya berarti mereka akan berbicara, tetapi mereka akan berseru dengan kegembiraan dan pujian, ikut serta dalam nyanyian sukacita yang dimulai oleh padang gurun itu sendiri.
Secara literal, janji-janji ini secara dramatis digenapi dalam pelayanan Yesus Kristus. Injil-injil mencatat banyak mukjizat di mana Yesus mencelikkan mata orang buta, membuka telinga orang tuli, menyembuhkan orang lumpuh, dan membuat orang bisu berbicara. Yesus sendiri mengutip Yesaya sebagai bukti bahwa Dialah Mesias yang dinanti-nantikan (Matius 11:4-5; Lukas 7:22). Ini menunjukkan bahwa janji-janji Yesaya bukan sekadar simbolisme, melainkan juga janji literal yang akan digenapi oleh kekuatan ilahi.
Namun, di luar penggenapan literal, ada juga makna rohani yang mendalam. Kebuta rohani, ketulian terhadap firman Tuhan, kelumpuhan dalam melakukan kehendak-Nya, dan ketidakmampuan untuk bersaksi atau memuji Dia adalah kondisi-kondisi yang dapat disembuhkan oleh Roh Kudus. Ketika kita diselamatkan, mata rohani kita dicelikkan untuk melihat kebenaran Injil, telinga rohani kita dibuka untuk mendengar suara Tuhan, dan mulut kita dibuka untuk memberitakan kabar baik dan memuji nama-Nya.
B. Air di Padang Gurun: Pemulihan Lingkungan (Ayat 6b-7)
Mukjizat pemulihan fisik diikuti dengan mukjizat pemulihan lingkungan yang sama menakjubkannya: "sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara. Tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kering menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan kusa."
Air adalah simbol kehidupan, kesuburan, dan pembersihan. Di padang gurun, air adalah hal yang paling berharga dan langka. Janji bahwa "mata air memancar" dan "sungai di padang belantara" adalah janji tentang kelimpahan hidup di tempat yang dulunya adalah kematian. "Tanah pasir yang hangat" (mirage) yang menipu pengembara akan menjadi "kolam" air sungguhan, dan tanah kering akan menjadi "sumber-sumber air" yang permanen.
Bahkan ekosistemnya akan berubah. Tempat di mana "serigala berbaring" (tempat yang liar dan berbahaya) akan menjadi tempat di mana "tebu dan kusa" tumbuh, tanaman yang membutuhkan banyak air dan melambangkan kehidupan yang damai dan produktif. Ini adalah gambaran tentang pemulihan total yang mencakup alam, mengubahnya dari tempat yang tidak ramah menjadi surga yang subur dan aman.
Penggenapan sebagian dari janji ini mungkin terjadi selama kembalinya dari pembuangan Babel, ketika Tuhan memelihara umat-Nya dalam perjalanan melalui gurun. Namun, makna rohani dan eskatologisnya jauh lebih besar. Air seringkali melambangkan Roh Kudus dalam Alkitab (Yohanes 7:38-39). Janji ini berbicara tentang pencurahan Roh Kudus yang melimpah, yang membawa kehidupan rohani, kesuburan, dan pembaharuan bagi hati yang kering dan dunia yang tandus.
Dalam Kerajaan Allah yang akan datang, seperti yang digambarkan dalam Wahyu 22, akan ada "sungai air kehidupan" yang mengalir dari takhta Allah. Ini menunjukkan bahwa janji-janji Yesaya ini menunjuk pada puncak pemulihan ilahi, di mana seluruh ciptaan akan dibebaskan dari kutukan dan dipulihkan ke keadaan yang sempurna, dipenuhi dengan kehidupan dan kehadiran Allah.
Aplikasi: Di mana pun kita melihat kekeringan dan kehancuran, baik dalam hidup kita, gereja, atau dunia, kita memiliki pengharapan bahwa Tuhan adalah sumber air kehidupan. Dia dapat mengubah padang gurun menjadi taman, dan menyediakan kelimpahan di tempat-tempat yang paling tidak mungkin sekalipun. Apakah kita mencari air kehidupan dari-Nya?
V. Jalan Kekudusan dan Sukacita Abadi (Yesaya 35:8-10)
8Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebut Jalan Kudus. Orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di situ.
9Singa tidak akan ada di sana, binatang buas tidak akan lalu dari situ dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ.
10Orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan kembali dan datang ke Sion dengan sorak-sorai; sukacita abadi akan meliputi mereka, kegembiraan dan nyanyian akan menjadi bagian mereka, kepedihan dan keluh kesah akan menjauh.
A. Jalan Raya, Jalan Kudus (Ayat 8-9)
Puncak dari nubuat Yesaya 35 adalah penglihatan tentang "jalan raya, yang akan disebut Jalan Kudus." Ini adalah metafora yang kaya akan makna, berbicara tentang sebuah jalur yang aman dan khusus bagi umat Tuhan.
Ciri-ciri Jalan Kudus:
- Kekudusan: "Orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya." Ini menekankan sifat rohani dari jalan ini. Ini bukan sekadar jalan fisik, melainkan jalan yang memerlukan kekudusan. Mereka yang tidak disucikan dari dosa tidak memiliki tempat di dalamnya. Ini menunjuk pada kebutuhan akan penebusan dan penyucian untuk masuk ke dalam hadirat Allah.
- Hikmat: "Orang-orang pandir tidak akan mengembara di situ." Jalan ini bukan untuk mereka yang bodoh atau yang menolak hikmat ilahi. Jalan Tuhan adalah jalan hikmat, yang membutuhkan pengertian rohani dan ketaatan.
- Keamanan: "Singa tidak akan ada di sana, binatang buas tidak akan lalu dari situ dan tidak akan terdapat di sana." Ini adalah jaminan keamanan total. Di dunia yang penuh bahaya, jalan ini bebas dari ancaman fisik dan rohani. Singa dan binatang buas adalah simbol dari kekuatan jahat, musuh, dan bahaya yang mengancam umat Allah. Di Jalan Kudus, semua ancaman ini telah disingkirkan.
- Eksklusivitas untuk yang Diselamatkan: "Orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ." Jalan ini secara khusus disiapkan untuk mereka yang telah ditebus oleh Tuhan. Ini adalah hak istimewa yang diberikan kepada umat pilihan-Nya. Ini menggarisbawahi bahwa keselamatan adalah syarat untuk berjalan di jalan ini.
Jalan Kudus ini secara profetik menunjuk pada Yesus Kristus. Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6). Kristus adalah Jalan Kudus itu sendiri. Melalui Dia, kita disucikan dari dosa (menjadi "tahir"), Dia adalah Hikmat Allah (bukan untuk "orang-orang pandir" yang menolak-Nya), dan Dia menawarkan keamanan dari kuasa iblis (singa dan binatang buas rohani). Hanya mereka yang telah diselamatkan oleh iman kepada-Nya yang dapat berjalan di jalan ini.
Ini adalah panggilan bagi kita untuk hidup dalam kekudusan. Jika kita adalah orang-orang yang diselamatkan, maka kita dipanggil untuk berjalan di Jalan Kudus, meninggalkan cara hidup yang tidak tahir dan pandir, dan hidup dalam ketaatan kepada Kristus.
B. Kembali ke Sion dengan Sukacita Abadi (Ayat 10)
Nubuat Yesaya 35 mencapai klimaksnya dengan janji kepulangan yang penuh sukacita: "Orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan kembali dan datang ke Sion dengan sorak-sorai; sukacita abadi akan meliputi mereka, kegembiraan dan nyanyian akan menjadi bagian mereka, kepedihan dan keluh kesah akan menjauh."
Elemen-elemen penting dari janji ini:
- Kepulangan Orang-orang yang Dibebaskan: "Orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan kembali dan datang ke Sion." Sion adalah Yerusalem, kota Allah, simbol hadirat dan pemerintahan-Nya. Kepulangan ini adalah pembebasan dari penawanan, baik secara fisik (dari Babel) maupun secara rohani (dari dosa). Mereka yang telah dibebaskan oleh Tuhan tidak akan lagi mengembara di padang gurun kehidupan, tetapi akan menemukan rumah dan kedamaian dalam hadirat-Nya.
- Sukacita yang Meluap-luap: Mereka akan kembali "dengan sorak-sorai", "sukacita abadi akan meliputi mereka", "kegembiraan dan nyanyian akan menjadi bagian mereka." Ini adalah antitesis dari ratapan dan penderitaan yang dialami dalam pembuangan. Sukacita ini bukan sementara, melainkan "abadi." Ini adalah sukacita yang bersumber dari keselamatan dan kehadiran Allah sendiri.
- Kepergian Penderitaan: "Kepedihan dan keluh kesah akan menjauh." Ini adalah janji tentang akhir dari segala penderitaan. Di tempat hadirat Allah, tidak ada lagi air mata, kesedihan, atau rasa sakit. Semua pengalaman negatif dari kehidupan di dunia yang jatuh ini akan sirna, digantikan oleh kedamaian dan kebahagiaan yang sempurna.
Penggenapan ultimate dari janji ini adalah dalam Kerajaan Allah yang kekal, yaitu Yerusalem Baru yang turun dari surga, seperti yang digambarkan dalam Kitab Wahyu. Wahyu 21:3-4 menyatakan: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau duka cita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." Ini adalah visi yang sama dengan Yesaya 35:10, sebuah gambaran tentang puncak pemulihan ilahi, di mana semua penderitaan akan berakhir dan sukacita yang sempurna akan memerintah.
Bagi orang percaya, ini adalah pengharapan eskatologis kita. Meskipun kita mungkin masih mengalami kepedihan dan keluh kesah di dunia ini, kita memiliki jaminan bahwa suatu hari nanti, kita akan kembali ke "Sion" surgawi dengan sukacita abadi, di mana Tuhan akan menghapus setiap air mata.
VI. Tema-tema Utama dan Aplikasi untuk Kehidupan Modern
Dari eksposisi Yesaya 35:1-10, beberapa tema utama muncul dengan jelas, yang relevan dan kuat untuk kehidupan kita saat ini:
A. Tuhan Adalah Allah Transformasi
Dari padang gurun yang bersorak hingga mata yang dicelikkan, seluruh pasal ini adalah saksi bisu kekuatan transformatif Allah. Dia mengambil yang kering dan tidak berdaya, lalu mengubahnya menjadi sesuatu yang hidup, indah, dan berbuah. Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada situasi dalam hidup kita yang terlalu tandus atau terlalu rusak sehingga tidak dapat dijangkau oleh kuasa-Nya.
- Aplikasi Pribadi: Apakah ada "padang gurun" dalam hidup Anda—kekeringan rohani, kebiasaan buruk yang tidak dapat diatasi, hubungan yang rusak, atau keputusasaan yang mendalam? Yesaya 35 menyatakan bahwa Tuhan mampu mengubah semuanya. Izinkan Dia masuk dan bekerja.
- Aplikasi Komunitas: Dalam gereja atau masyarakat kita, di mana kita melihat kekeringan dan kerusakan? Sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi agen transformasi-Nya, membawa harapan dan kehidupan di tengah kegelapan, sama seperti Tuhan mengubah padang gurun.
B. Penghiburan dan Kekuatan di Tengah Kelemahan
Panggilan untuk "kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah" adalah pesan abadi bagi mereka yang sedang berjuang. Tuhan tidak mengabaikan kelemahan atau ketakutan kita. Sebaliknya, Dia menawarkan penghiburan dan kekuatan melalui kehadiran-Nya yang menyelamatkan dan melalui komunitas orang percaya.
- Aplikasi Pribadi: Saat Anda merasa lemah, takut, atau tawar hati, ingatlah janji bahwa Allah akan datang menyelamatkan. Dia adalah kekuatan di tengah kelemahan Anda. Berpeganglah pada janji-janji-Nya.
- Aplikasi Komunitas: Kita memiliki tanggung jawab untuk saling menguatkan. Siapa di sekitar Anda yang memiliki "tangan yang lemah lesu" atau "lutut yang goyah"? Bagaimana Anda bisa menjadi saluran penghiburan dan kekuatan Kristus bagi mereka, mengingatkan mereka akan kedatangan Allah yang menyelamatkan?
C. Keselamatan sebagai Pemulihan Total
Yesaya 35 menunjukkan bahwa keselamatan bukan hanya tentang pengampunan dosa, tetapi juga tentang pemulihan total—fisik, mental, emosional, rohani, dan bahkan lingkungan. Ini adalah visi holistik tentang Kerajaan Allah yang membawa kehidupan dalam kepenuhan-Nya.
- Aplikasi Pribadi: Rayakanlah kepenuhan keselamatan yang Kristus tawarkan. Itu mencakup penyembuhan dari luka-luka masa lalu, pembaharuan pikiran, dan pengharapan akan tubuh yang dimuliakan. Jangan batasi pengertian keselamatan hanya pada aspek tertentu saja.
- Aplikasi Duniawi: Pesan ini mendorong kita untuk peduli terhadap penderitaan manusia dalam segala bentuknya—penyakit, ketidakadilan, kemiskinan—dan berpartisipasi dalam pekerjaan pemulihan Tuhan di dunia ini, sambil menantikan penggenapan yang sempurna.
D. Kekudusan dan Keamanan di Jalan Tuhan
Jalan Kudus adalah jalan yang aman dan suci, disiapkan hanya untuk mereka yang telah diselamatkan. Ini menyoroti bahwa hubungan kita dengan Tuhan melibatkan panggilan untuk hidup dalam kekudusan dan menjanjikan keamanan dari segala kejahatan.
- Aplikasi Pribadi: Apakah Anda berjalan di Jalan Kudus? Apakah Anda berkomitmen untuk hidup dalam kekudusan, menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak tahir dan pandir? Pahami bahwa ketaatan Anda adalah respons alami terhadap anugerah keselamatan, dan di jalan itu ada keamanan sejati.
- Aplikasi Etika: Janji ini mendorong kita untuk merenungkan standar kekudusan Allah dan bagaimana kita dapat mencerminkannya dalam setiap aspek kehidupan kita, baik secara pribadi maupun dalam masyarakat.
E. Pengharapan Eskatologis dan Sukacita Abadi
Yesaya 35 berpuncak pada janji sukacita abadi dan kepergian segala kepedihan dan keluh kesah. Ini adalah pengharapan besar bagi setiap orang percaya—bahwa penderitaan di dunia ini bersifat sementara, dan akan ada hari di mana Tuhan menghapus setiap air mata dan kita akan tinggal dalam sukacita yang tak berkesudahan di hadirat-Nya.
- Aplikasi Pribadi: Di tengah kesulitan hidup, peganglah pengharapan akan sukacita abadi ini. Itu memberikan perspektif ilahi terhadap penderitaan dan memotivasi kita untuk bertahan. Biarkan pengharapan ini menginspirasi Anda untuk menjalani hidup yang penuh syukur dan tujuan.
- Aplikasi Misi: Visi sukacita abadi dan pembebasan dari keluh kesah harus menggerakkan kita untuk membagikan Kabar Baik ini kepada mereka yang belum mengenalnya. Dunia yang penuh kepedihan membutuhkan janji penghiburan dan sukacita yang Tuhan tawarkan.
Khotbah ini menegaskan kembali bahwa Allah kita adalah Allah yang setia pada janji-janji-Nya. Dia adalah Allah yang melihat penderitaan dan merencanakan pemulihan. Dia adalah Allah yang menguatkan yang lemah dan menyelamatkan yang putus asa. Dia adalah Allah yang telah menyediakan Jalan Kudus bagi kita melalui Putra-Nya, Yesus Kristus, dan yang menantikan kita di Sion dengan sukacita abadi.
Marilah kita, sebagai umat-Nya, merangkul janji-janji ini dengan iman, hidup dalam pengharapan yang kuat, dan menjadi saluran penghiburan dan transformasi-Nya di dunia yang masih membutuhkan sentuhan ilahi. Biarlah hati kita bersorak-sorak, seperti padang gurun yang berbunga, karena kemuliaan TUHAN dan keindahan Allah kita telah dinyatakan!
VII. Merefleksikan Penggenapan dalam Kristus
Tidak mungkin kita membahas Yesaya 35 tanpa secara eksplisit mengaitkannya dengan penggenapan yang agung dalam pribadi dan karya Yesus Kristus. Para Bapa Gereja awal dan para teolog sepanjang sejarah telah melihat Yesaya 35 sebagai nubuat mesianis yang menunjuk langsung kepada Kristus dan Kerajaan-Nya.
A. Yesus sebagai Sumber Transformasi
Ketika Yesaya berbicara tentang padang gurun yang bersorak dan berbunga, Yesus Kristuslah yang membawa kehidupan baru ke dalam hati manusia yang tandus. Sebelum Kristus, manusia berada dalam kekeringan rohani, terpisah dari Allah oleh dosa. Namun, melalui karya penebusan-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya, Yesus mencurahkan Roh Kudus, yang digambarkan sebagai "air hidup" (Yohanes 7:37-39). Roh Kudus inilah yang mengubah hati yang keras menjadi lembut, hati yang tandus menjadi subur, menghasilkan buah-buah Roh (Galatia 5:22-23) yang tidak lain adalah manifestasi dari padang gurun yang bersorak dengan kegirangan.
Setiap kali seseorang bertobat dan percaya kepada Yesus, padang gurun dalam jiwanya berubah menjadi taman yang subur. Kedatangan Kristus adalah penggenapan dari "kemuliaan TUHAN" dan "keindahan Allah kita" yang dinubuatkan oleh Yesaya 35:2. Melalui Yesus, kita melihat karakter Allah yang sempurna—kasih, anugerah, kebenaran, dan kekudusan—dengan cara yang paling nyata dan dapat dimengerti.
B. Yesus sebagai Penguat dan Penyelamat
Panggilan untuk "kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah" menemukan jawabannya dalam pelayanan penghiburan Yesus. Sepanjang pelayanan-Nya, Yesus menyentuh dan menguatkan mereka yang lemah, sakit, dan terpinggirkan. Dia tidak hanya menghibur dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan kasih dan kuasa-Nya. Ketika Dia berkata kepada mereka yang ketakutan, "Janganlah takut," itu selalu diikuti dengan kehadiran-Nya yang menguatkan dan menyelamatkan.
Yesus sendiri adalah Allah yang datang untuk menyelamatkan. Dia datang bukan hanya dengan "pembalasan" terhadap dosa melalui pengorbanan-Nya sendiri yang memuaskan keadilan Allah, tetapi yang terpenting, Dia datang untuk menyelamatkan kita dari kuasa dosa dan maut. Injil Matius 1:21 mencatat nama-Nya sebagai "Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Dia adalah jawaban definitif terhadap janji Yesaya 35:4. Setiap mukjizat penyembuhan-Nya adalah tanda bahwa janji Yesaya sedang digenapi.
C. Yesus sebagai Penyembuh dan Pemulih
Mukjizat-mukjizat yang dinubuatkan dalam Yesaya 35:5-6—mata orang buta dicelikkan, telinga orang tuli dibuka, orang lumpuh melompat, dan orang bisu bersorak—adalah deskripsi literal dari apa yang Yesus lakukan selama pelayanan-Nya di bumi. Injil-injil penuh dengan kisah-kisah tentang Yesus menyembuhkan segala macam penyakit dan cacat tubuh. Faktanya, ketika Yohanes Pembaptis mengirim murid-muridnya untuk bertanya apakah Yesus adalah Dia yang akan datang, Yesus menjawab dengan merujuk langsung kepada nubuat Yesaya ini: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik" (Lukas 7:22). Ini adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa Yesuslah Mesias yang dinubuatkan oleh Yesaya.
Lebih dari itu, Yesus juga adalah sumber "air di padang gurun" secara rohani. Dia menawarkan "air hidup" yang jika seseorang meminumnya, tidak akan haus lagi (Yohanes 4:14). Dia mengubah kekeringan rohani menjadi kelimpahan hidup, memenuhi janji tentang mata air yang memancar di padang gurun. Dalam Dia, ada pemulihan total—bukan hanya fisik, tetapi juga hati dan jiwa.
D. Yesus sebagai Jalan Kudus
Yesus secara eksplisit menyatakan diri-Nya sebagai "Jalan" (Yohanes 14:6). Dia bukan hanya menunjuk ke Jalan Kudus; Dia adalah Jalan Kudus itu sendiri. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Dia telah menyediakan jalan bagi kita untuk mendekat kepada Allah yang kudus. "Orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya" karena hanya melalui darah Kristus kita disucikan dan dibuat layak untuk masuk ke hadirat Allah. "Orang-orang pandir tidak akan mengembara di situ" karena iman kepada Kristus membutuhkan hikmat ilahi dan pengenalan akan kebenaran-Nya.
Jalan yang Dia sediakan adalah aman dari "singa" dan "binatang buas"—musuh rohani dan bahaya dunia ini. Yesus telah mengalahkan Setan dan kuasa kegelapan, dan Dia menawarkan perlindungan serta keamanan bagi mereka yang berjalan dalam Dia. Dan hanya "orang-orang yang diselamatkan" oleh kasih karunia-Nya yang dapat berjalan di jalan ini, yang mengarah langsung ke Sion surgawi.
E. Yesus sebagai Janji Sukacita Abadi
Puncak dari Yesaya 35—kembali ke Sion dengan sukacita abadi, di mana kepedihan dan keluh kesah akan menjauh—adalah janji yang akan sepenuhnya digenapi dalam kedatangan Kristus yang kedua kali dan pembentukan Yerusalem Baru. Yesus adalah Raja yang akan memerintah di Sion, dan di bawah pemerintahan-Nya, segala penderitaan akan lenyap. Dialah yang akan menghapus setiap air mata dari mata umat-Nya (Wahyu 21:4).
Sukacita yang ditawarkan oleh Kristus adalah sukacita yang abadi, yang tidak dapat diambil oleh siapa pun (Yohanes 16:22). Ini adalah sukacita keselamatan, sukacita persekutuan dengan Allah, dan sukacita akan pengharapan kekal. Melalui Kristus, kita memiliki jaminan bahwa pada akhirnya, "kegembiraan dan nyanyian akan menjadi bagian kita," dan "kepedihan dan keluh kesah akan menjauh" selamanya.
Dengan demikian, Yesaya 35 bukanlah sekadar nubuat tentang masa depan yang indah, tetapi sebuah ramalan yang kuat tentang Mesias yang akan datang, Yesus Kristus. Dia adalah penggenapan dari setiap janji transformasi, penghiburan, penyembuhan, dan sukacita. Dalam Dia, kita menemukan makna penuh dari padang gurun yang bersorak dan Jalan Kudus yang aman menuju hadirat Allah.
VIII. Tantangan dan Harapan dalam Menjalani Hidup Kristen
Meskipun Yesaya 35 berbicara tentang pengharapan yang mulia dan penggenapan dalam Kristus, perjalanan iman di dunia ini tidak selalu bebas dari tantangan. Kita masih hidup di antara "sudah" dan "belum"—kita sudah mengalami keselamatan dalam Kristus, tetapi kita belum sepenuhnya melihat penggenapan Kerajaan-Nya di bumi.
A. Menghadapi "Padang Gurun" Masa Kini
Di dunia yang jatuh ini, kita masih akan menghadapi padang gurun dalam berbagai bentuk: penyakit, kehilangan, ketidakadilan, kekeringan rohani, konflik, dan penindasan. Pertanyaannya bukanlah apakah kita akan menghadapi padang gurun, melainkan bagaimana kita meresponsnya. Yesaya 35 mendorong kita untuk melihat melampaui kondisi fisik atau emosional kita saat ini, kepada Allah yang memiliki kuasa untuk mengubah padang gurun menjadi taman.
- Iman yang Aktif: Daripada menyerah pada keputusasaan, kita dipanggil untuk beriman pada janji-janji Tuhan. Imanlah yang memampukan kita melihat potensi bunga bakung di tengah gurun.
- Doa dan Ketergantungan: Di padang gurun, kita harus lebih sering mencari "mata air" dari Tuhan melalui doa, membaca firman-Nya, dan persekutuan dengan Roh Kudus.
B. Menjadi Agen Penguatan dan Penghiburan
Panggilan untuk "kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah" adalah tanggung jawab kita sebagai gereja, sebagai tubuh Kristus. Di dunia yang penuh keputusasaan, kita dipanggil untuk menjadi pembawa harapan, penghiburan, dan kekuatan ilahi.
- Kasih yang Nyata: Penguatan yang sejati seringkali datang melalui tindakan kasih yang nyata: mendengarkan, melayani, memberikan bantuan praktis, dan hadir di saat dibutuhkan.
- Pemberitaan Injil: Penghiburan terbesar adalah Injil itu sendiri—kabar baik tentang Allah yang datang untuk menyelamatkan. Kita harus berani membagikan pengharapan ini kepada mereka yang tawar hati.
C. Berjalan di Jalan Kudus dengan Integritas
Sebagai orang yang telah diselamatkan dan berjalan di Jalan Kudus, kita dipanggil untuk hidup dengan integritas dan kekudusan. Jalan ini bukan untuk orang yang "tidak tahir" atau "pandir." Ini berarti kita harus secara sadar menjauhkan diri dari dosa, menolak godaan dunia, dan hidup sesuai dengan standar Allah.
- Pertumbuhan dalam Kekudusan: Hidup kudus bukanlah pencapaian instan, melainkan sebuah perjalanan seumur hidup yang didorong oleh Roh Kudus. Itu melibatkan penyesalan yang terus-menerus dan penyerahan diri kepada Kristus.
- Membedakan Kebenaran: Jalan ini menuntut kita untuk memiliki hikmat dan tidak menjadi "pandir" terhadap kebenaran Tuhan. Ini berarti kita harus rajin belajar firman Tuhan dan membiarkan Roh Kudus membimbing pemahaman kita.
D. Menanti Sion dengan Pengharapan dan Sukacita
Visi Yesaya 35:10 memberikan kita gambaran sekilas tentang masa depan yang mulia. Kita hidup dengan pengharapan yang teguh akan kepulangan ke Sion yang sesungguhnya, di mana segala kepedihan akan lenyap dan sukacita abadi akan menjadi bagian kita.
- Hidup dengan Perspektif Kekal: Pengharapan ini membantu kita menempatkan penderitaan dan tantangan hidup dalam perspektif yang benar. Kita tahu bahwa ada sesuatu yang jauh lebih baik yang menanti kita.
- Sukacita di Tengah Penantian: Bahkan saat kita menanti, kita dapat mengalami sukacita yang berasal dari Roh Kudus. Ini adalah sukacita yang tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada siapa Allah itu dan apa yang telah Dia janjikan.
Yesaya 35 adalah panggilan untuk percaya pada kuasa Allah yang tak terbatas untuk mengubah, menguatkan, dan memulihkan. Ini adalah pengingat bahwa di balik setiap gurun ada janji taman yang mekar, di balik setiap kelemahan ada kekuatan ilahi, dan di balik setiap air mata ada sukacita abadi. Marilah kita berjalan di Jalan Kudus yang telah disediakan bagi kita, dengan hati yang penuh pengharapan dan mulut yang bersorak-sorak, menantikan hari di mana segala kepedihan dan keluh kesah akan menjauh selamanya.
IX. Penutup: Menggemakan Gema Yesaya 35 di Hati Kita
Khotbah Yesaya 35:1-10 adalah simfoni pengharapan, sebuah melodi ilahi yang menembus kegelapan dan keputusasaan dengan janji-janji transformasi yang tak terlukiskan. Ini bukanlah sekadar catatan sejarah atau ramalan kuno, melainkan sebuah pesan hidup yang terus bergema di setiap generasi, terutama bagi mereka yang sedang menghadapi gurun kehidupan.
Pasal ini memulai dengan gambaran yang menakjubkan: padang gurun yang tandus, simbol kekeringan dan kematian, akan bersorak-sorak, berbunga lebat seperti bunga bakung, dan memancarkan kemuliaan dan keindahan Allah. Ini adalah janji bahwa tidak ada situasi, tidak ada hati, tidak ada kehidupan yang terlalu kering untuk diubahkan oleh tangan ilahi. Tuhan tidak hanya mampu mengembalikan apa yang hilang, tetapi Dia sanggup membuatnya jauh lebih indah dan mulia dari sebelumnya. Di mana Anda melihat kekeringan dan kemandulan dalam hidup Anda saat ini? Percayalah bahwa Allah kita adalah Allah yang sanggup membuat padang gurun bersorak.
Kemudian, nubuat ini beralih ke panggilan yang menguatkan: "Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah." Ini adalah seruan untuk saling menguatkan, tetapi yang terpenting, ini adalah pengingat akan Allah yang datang sendiri untuk menyelamatkan. Ketika ketakutan dan keputusasaan mengancam untuk melumpuhkan kita, firman Tuhan menegaskan, "Janganlah takut!" Sebab Allah kita sendiri, dalam kasih dan kuasa-Nya, datang untuk membalaskan dan menyelamatkan. Di mana Anda merasa lemah dan goyah? Ingatlah bahwa kekuatan Anda bukan dari diri sendiri, melainkan dari Allah yang Maha Kuasa yang datang untuk membela dan membebaskan Anda.
Janji-janji pemulihan fisik yang menakjubkan—mata yang dicelikkan, telinga yang dibuka, orang lumpuh yang melompat, dan orang bisu yang bersorak—memberi kita gambaran tentang kepenuhan hidup yang Kristus tawarkan. Dia adalah penyembuh yang agung, yang tidak hanya memulihkan tubuh tetapi juga jiwa. Dan Dia adalah sumber air kehidupan yang memancar di padang gurun, mengubah lahan yang tandus menjadi oasis kesuburan dan kedamaian. Apakah ada bagian dari diri Anda yang membutuhkan penyembuhan dan pemulihan? Datanglah kepada Sang Sumber Air Kehidupan.
Akhirnya, Yesaya membawa kita ke "Jalan Kudus," sebuah jalan yang aman, suci, dan eksklusif bagi mereka yang telah ditebus Tuhan. Jalan ini, yang sesungguhnya adalah Yesus Kristus sendiri, bebas dari ancaman dan kejahatan, dan mengarah langsung ke Sion, kota Allah. Di sana, di tujuan akhir dari perjalanan iman kita, "orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan kembali dengan sorak-sorai; sukacita abadi akan meliputi mereka, kegembiraan dan nyanyian akan menjadi bagian mereka, kepedihan dan keluh kesah akan menjauh." Ini adalah janji yang menghapus setiap air mata dan mengakhiri setiap ratapan. Ini adalah pengharapan besar bagi setiap orang percaya.
Saudara-saudari yang terkasih, di tengah dunia yang seringkali terasa seperti padang gurun—penuh kekeringan, penderitaan, dan ancaman—mari kita pegang teguh janji-janji Yesaya 35. Ingatlah bahwa Allah kita adalah Allah yang transformatif, penguat, penyelamat, dan pemulih. Dia telah membuka Jalan Kudus bagi kita melalui Yesus Kristus, dan Dia sedang menunggu kita di Sion dengan sukacita abadi yang tak terlukiskan.
Jadi, biarkan hati Anda bergirang, biarkan tangan Anda dikuatkan, biarkan lutut Anda diteguhkan, dan biarkan mulut Anda bersorak-sorak memuji Tuhan. Karena Dia yang telah berjanji adalah setia, dan Dia akan menggenapi setiap kata-Nya. Padang gurun akan bersorak, dan kemuliaan Tuhan akan dinyatakan!
Amin.