Mengubah Karakter: Jalan Menuju Hidup yang Berarti
Sebuah Khotbah tentang Transformasi Diri Berdasarkan Prinsip Ilahi
Pengantar: Mengapa Karakter Begitu Penting?
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, salam sejahtera bagi kita semua. Hari ini, marilah kita merenungkan sebuah topik yang fundamental namun seringkali terlupakan dalam hiruk pikuk kehidupan modern kita: perubahan karakter. Kita hidup di dunia yang serba cepat, di mana pencapaian material, kesuksesan finansial, atau popularitas di media sosial seringkali menjadi tolok ukur utama keberhasilan. Namun, jauh di lubuk hati kita, kita tahu ada sesuatu yang lebih mendasar, lebih abadi, dan lebih esensial yang menentukan kualitas sejati dari keberadaan kita—yaitu karakter.
Karakter bukanlah sekadar citra yang kita tampilkan di hadapan orang lain. Karakter adalah siapa diri kita sebenarnya ketika tidak ada seorang pun yang melihat; itu adalah kumpulan dari nilai-nilai, prinsip-prinsip, kebiasaan, dan respons-respons kita terhadap berbagai situasi. Karakter adalah fondasi yang membentuk setiap keputusan, setiap tindakan, dan setiap hubungan yang kita miliki. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Tuhan tidak hanya tertarik pada apa yang kita lakukan, tetapi lebih lagi pada siapa kita di dalam hati kita. Karakter adalah cerminan batiniah jiwa kita.
Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: "Apakah karakter bisa diubah?" Dan jika ya, "Bagaimana caranya?" Dunia seringkali skeptis terhadap perubahan karakter yang sejati. Mereka mungkin mengatakan, "Orang tidak akan pernah berubah," atau "Itu sudah tabiatnya." Namun, sebagai orang percaya, kita memiliki perspektif yang berbeda. Kita percaya pada Allah yang mahakuasa, yang sanggup melakukan hal-hal yang mustahil bagi manusia. Dan salah satu mukjizat terbesar yang dapat Dia lakukan dalam hidup seseorang adalah transformasi karakter dari dalam ke luar.
Perubahan karakter bukanlah proses yang instan, bukan pula sebuah program singkat yang bisa selesai dalam hitungan hari. Ini adalah perjalanan seumur hidup, sebuah proses pemurnian dan pembentukan yang berkelanjutan, yang seringkali membutuhkan ketekunan, kesabaran, dan ketaatan yang mendalam kepada Roh Kudus. Namun, hasilnya adalah hidup yang lebih utuh, lebih damai, lebih bermakna, dan yang terpenting, hidup yang memuliakan Tuhan.
Dalam khotbah ini, kita akan menjelajahi mengapa perubahan karakter itu vital, apa saja yang menghalangi kita untuk berubah, prinsip-prinsip Alkitabiah yang menjadi dasar perubahan, dan langkah-langkah praktis yang dapat kita ambil untuk memulai atau melanjutkan perjalanan transformasi ini. Semoga kita semua terdorong untuk dengan sungguh-sungguh menyerahkan diri kita kepada proses ilahi ini.
I. Mengapa Perubahan Karakter Itu Vital?
Ada beberapa alasan mendasar mengapa perubahan karakter bukan hanya diinginkan, tetapi juga vital bagi kehidupan seorang percaya:
A. Refleksi Gambar Allah
Kitab Kejadian 1:27 menyatakan, "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." Manusia diciptakan menurut gambar Allah, namun gambar itu telah rusak oleh dosa. Tujuan utama penebusan Kristus adalah untuk memulihkan gambar Allah dalam diri kita. Perubahan karakter adalah proses di mana kita semakin diserupai dengan Kristus, yang adalah "gambar Allah yang tidak kelihatan" (Kolose 1:15). Semakin karakter kita diubah, semakin kita memantulkan sifat-sifat Allah kepada dunia.
B. Kepatuhan kepada Panggilan Kudus
Allah memanggil kita kepada kekudusan. 1 Petrus 1:15-16 mengatakan, "Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." Kekudusan bukan hanya tentang tidak melakukan dosa, tetapi tentang pengembangan karakter yang kudus—penuh kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri, yang adalah buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23).
C. Dampak Terhadap Hubungan
Karakter kita secara langsung memengaruhi kualitas hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama. Karakter yang egois, mudah marah, tidak sabar, atau tidak jujur akan merusak hubungan. Sebaliknya, karakter yang mengasihi, sabar, murah hati, dan jujur akan membangun dan memperkuat hubungan. Karakter Kristus yang terpancar melalui kita adalah kesaksian paling kuat bagi orang di sekitar kita.
D. Kesaksian yang Efektif
Dunia tidak hanya tertarik pada apa yang kita katakan, tetapi juga pada bagaimana kita hidup. Kesaksian kita tentang Kristus menjadi jauh lebih kuat dan lebih kredibel ketika karakter kita mendukung pesan yang kita sampaikan. Ketika orang melihat perubahan nyata dalam hidup kita—dari amarah menjadi damai, dari egois menjadi murah hati—mereka akan lebih terbuka untuk mendengar tentang Kristus yang telah mengubah kita.
E. Pertumbuhan Rohani dan Kedewasaan
Perubahan karakter adalah inti dari pertumbuhan rohani. Kita tidak bisa berharap untuk bertumbuh dalam iman tanpa bertumbuh dalam karakter. Pertumbuhan ini membawa kita menuju kedewasaan rohani, di mana kita semakin stabil, bijaksana, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan cara yang memuliakan Tuhan.
II. Mengapa Perubahan Karakter Seringkali Sulit?
Jika perubahan karakter begitu vital, mengapa begitu banyak dari kita bergumul dengannya? Ada beberapa faktor yang membuat proses ini menjadi tantangan:
A. Sifat Dosa dan Kedagingan
Kita hidup dalam "kedagingan"—sifat dosa yang melekat dalam diri kita sejak kejatuhan Adam dan Hawa. Roma 7:18-19 menggambarkan pergumulan Paulus: "Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam dagingku, tidak diam sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada padaku, tetapi bukan untuk berbuat yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, itulah yang aku perbuat." Kedagingan ini terus memberontak melawan Roh Kudus, mencoba menarik kita kembali ke pola-pola lama.
B. Kekuatan Kebiasaan Lama
Karakter dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang kita praktikkan berulang kali. Kebiasaan-kebiasaan ini, baik yang baik maupun yang buruk, menjadi sangat mengakar dalam diri kita. Untuk mengubah kebiasaan buruk, dibutuhkan upaya sadar dan konsisten untuk menggantinya dengan kebiasaan baru yang positif. Ini seperti mencoba mengubah arah aliran sungai yang telah mengalir di alur yang sama selama bertahun-tahun.
C. Pengaruh Duniawi
Dunia di sekitar kita seringkali mempromosikan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Materialisme, hedonisme, individualisme, dan relativisme moral dapat secara halus meracuni cara berpikir dan bertindak kita, membuat kita sulit untuk mempertahankan karakter yang benar.
D. Kurangnya Pemahaman dan Komitmen
Kadang kala, kita tidak benar-benar memahami pentingnya perubahan karakter atau kita tidak memiliki komitmen yang sungguh-sungguh untuk menjalaninya. Kita mungkin menginginkan perubahan, tetapi tidak bersedia membayar harga yang dibutuhkan—yaitu disiplin, penyangkalan diri, dan penyerahan penuh kepada Tuhan.
E. Rasa Takut dan Ketidakamanan
Perubahan bisa menakutkan. Kadang-kadang, karakter lama kita, meskipun cacat, terasa aman dan akrab. Kita mungkin takut melepaskan identitas lama kita karena kita tidak tahu siapa kita akan menjadi tanpanya, atau kita takut bagaimana orang lain akan bereaksi terhadap perubahan kita.
III. Prinsip-prinsip Alkitabiah dalam Perubahan Karakter
Meskipun sulit, perubahan karakter adalah mungkin dan merupakan bagian integral dari iman Kristen kita. Berikut adalah prinsip-prinsip Alkitabiah yang menjadi dasar proses ini:
A. Inisiatif Ilahi: Allah Adalah Pengubah
Yang pertama dan terpenting, perubahan karakter bukanlah sesuatu yang bisa kita lakukan sendirian. Itu dimulai dengan inisiatif Allah. Filipi 2:13 mengatakan, "karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya." Dialah yang menanamkan keinginan untuk berubah dan juga memberikan kuasa untuk melaksanakannya.
- Kelima Roh Kudus: Roh Kudus adalah agen perubahan utama. Dialah yang menginsafkan kita akan dosa, memimpin kita kepada kebenaran, dan menghasilkan buah-buah karakter Kristus dalam hidup kita (Yohanes 16:8, Galatia 5:22-23).
- Firman Allah: Firman Tuhan adalah cermin yang menunjukkan kepada kita siapa kita sebenarnya dan merupakan pedang yang memisahkan antara yang benar dan yang salah, serta benih yang menumbuhkan karakter yang kudus (Ibrani 4:12, Yakobus 1:22-25).
- Anugerah Allah: Kita diubah bukan karena kekuatan atau kelayakan kita, tetapi karena anugerah-Nya yang memungkinkan kita untuk bertobat, percaya, dan hidup baru dalam Kristus (Efesus 2:8-9).
B. Tanggung Jawab Manusia: Partisipasi Aktif Kita
Meskipun perubahan berasal dari Allah, kita tidak pasif. Ada bagian kita yang harus kita lakukan. Kita dipanggil untuk berkolaborasi dengan Roh Kudus dalam proses transformasi ini.
- Pertobatan: Ini adalah titik awal. Pertobatan berarti berbalik dari dosa dan berbalik kepada Allah. Ini melibatkan pengakuan dosa, penyesalan, dan keputusan yang teguh untuk meninggalkan pola-pola lama (Kisah Para Rasul 3:19).
- Pembaharuan Budi (Pikiran): Roma 12:2 menantang kita: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." Ini berarti secara aktif mengubah cara kita berpikir, menggantikan pikiran-pikiran lama yang berpusat pada diri sendiri atau duniawi dengan pikiran-pikiran yang selaras dengan Firman Tuhan (Filipi 4:8).
- Penanggalan dan Pengenakan: Efesus 4:22-24 mengatakan, "yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, dan supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." Ini adalah tindakan sadar untuk menyingkirkan kebiasaan buruk dan mengenakan kebiasaan yang kudus.
- Disiplin Rohani: Doa, membaca dan merenungkan Alkitab, puasa, bersekutu dengan orang percaya lainnya, pelayanan, dan memberi adalah alat-alat yang Allah gunakan untuk membentuk karakter kita. Ini adalah "latihan rohani" yang memperkuat "otot" karakter kita.
C. Identitas Baru dalam Kristus
Yang mendasari semua ini adalah identitas baru kita di dalam Kristus. 2 Korintus 5:17 menyatakan, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." Kita bukan lagi budak dosa, melainkan anak-anak Allah, pewaris Kerajaan-Nya. Identitas ini memberi kita kuasa dan motivasi untuk hidup sesuai dengan siapa kita sebenarnya dalam Dia.
IV. Proses Perubahan: Sebuah Perjalanan Seumur Hidup
Perubahan karakter bukanlah peristiwa satu kali, melainkan proses yang dinamis dan berkelanjutan sepanjang hidup kita. Ini melibatkan beberapa tahap:
A. Kesadaran dan Pengakuan
Langkah pertama adalah menyadari bahwa ada area dalam karakter kita yang perlu diubah. Ini seringkali datang melalui teguran Roh Kudus, Firman Tuhan, atau masukan dari orang lain yang mengasihi kita. Pengakuan dosa adalah tindakan kerendahan hati yang penting untuk memulai proses ini.
B. Keputusan dan Komitmen
Setelah kesadaran, kita harus membuat keputusan yang tegas untuk berubah. Ini membutuhkan komitmen—tekad untuk menaati Tuhan meskipun sulit, dan untuk terus bergerak maju bahkan ketika kita gagal.
C. Ketergantungan pada Roh Kudus
Kita tidak dapat mengubah karakter kita dengan kekuatan kita sendiri. Kita harus belajar untuk sepenuhnya bergantung pada Roh Kudus. Dia adalah Penolong kita, yang memberi kita kuasa untuk mengatasi dosa dan menumbuhkan kebajikan. Ini berarti berdoa terus-menerus, meminta bimbingan dan kekuatan-Nya.
D. Latihan dan Pengulangan (Disiplin Rohani)
Sama seperti seorang atlet yang melatih otot-ototnya, kita perlu melatih karakter kita melalui disiplin rohani. Jika kita ingin menjadi lebih sabar, kita harus dengan sengaja mencari kesempatan untuk mempraktikkan kesabaran, bahkan dalam situasi yang menjengkelkan. Jika kita ingin menjadi lebih murah hati, kita harus mencari cara untuk memberi.
- Mempelajari Firman: Mendalami Alkitab setiap hari. Tidak hanya membaca, tetapi merenungkan, menghafal, dan menerapkan.
- Doa yang Konsisten: Berbicara dengan Tuhan, mengakui pergumulan, memohon kekuatan, dan bersyukur atas perubahan.
- Berpuasa: Menyangkal keinginan daging untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperkuat roh.
- Pelayanan: Keluar dari diri sendiri dan melayani orang lain adalah cara yang ampuh untuk mempraktikkan kasih dan kerendahan hati.
- Persekutuan: Menjadi bagian dari komunitas orang percaya yang saling mendukung, menasihati, dan membangun.
E. Kesalahan dan Pengampunan
Dalam perjalanan ini, kita pasti akan membuat kesalahan dan jatuh lagi. Namun, yang penting adalah bagaimana kita meresponsnya. Kita harus cepat bertobat, menerima pengampunan Tuhan, dan bangkit kembali. Jangan biarkan kegagalan menghalangi kita untuk terus maju. Tuhan adalah Allah yang penuh kasih karunia dan pengampunan.
F. Lingkungan yang Mendukung
Kita sangat dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita. Penting untuk mengelilingi diri kita dengan orang-orang yang mendorong kita untuk bertumbuh dalam Kristus—komunitas yang sehat, mentor rohani, atau kelompok sel. Hindari "teman-teman" yang justru menarik kita kembali ke pola-pola lama.
"Karakter bukanlah sesuatu yang dapat Anda kenakan atau lepas sesuka hati. Itu adalah diri Anda."
— D.L. Moody
V. Area-area Kunci Perubahan Karakter
Ada banyak aspek karakter yang dapat diubah, tetapi beberapa area kunci yang seringkali membutuhkan perhatian khusus meliputi:
A. Penguasaan Diri
Ini adalah salah satu buah Roh yang paling menantang. Penguasaan diri melibatkan kontrol atas emosi, nafsu, perkataan, dan tindakan kita. Ini berarti tidak membiarkan diri kita dikendalikan oleh perasaan atau keinginan sesaat, tetapi sebaliknya, membiarkan Roh Kudus menguasai setiap bagian dari hidup kita. Ini penting untuk mengatasi kemarahan, keserakahan, hawa nafsu, dan kebiasaan buruk lainnya.
B. Kesabaran
Dalam dunia yang serba cepat ini, kesabaran adalah kebajikan yang langka. Tuhan ingin kita menjadi lebih sabar terhadap orang lain, terhadap proses-Nya dalam hidup kita, dan bahkan terhadap diri kita sendiri. Kesabaran adalah tanda kedewasaan rohani dan kepercayaan kepada kedaulatan Tuhan.
C. Kasih dan Pengampunan
Kasih adalah inti dari karakter Kristen. Tuhan adalah kasih, dan kita dipanggil untuk mengasihi seperti Dia mengasihi. Ini melibatkan pengampunan—melepaskan dendam, kepahitan, dan kemarahan terhadap orang lain, bahkan mereka yang telah menyakiti kita. Pengampunan bukan berarti menyetujui kesalahan, tetapi melepaskan hak kita untuk membalas dendam dan menyerahkannya kepada Tuhan.
D. Kerendahan Hati
Sifat yang sangat dihargai oleh Tuhan, namun sangat sulit bagi manusia. Kerendahan hati berarti tidak meninggikan diri, tidak mencari pujian, dan mengakui bahwa semua yang kita miliki berasal dari Tuhan. Ini adalah lawan dari kesombongan, yang menjadi akar dari banyak dosa.
E. Kejujuran dan Integritas
Menjadi jujur dalam perkataan dan tindakan kita, bahkan ketika itu sulit atau tidak populer. Integritas berarti konsisten antara apa yang kita katakan, apa yang kita yakini, dan apa yang kita lakukan. Hidup tanpa integritas akan menghancurkan kesaksian dan kepercayaan.
F. Ketaatan
Ketaatan kepada Firman Tuhan dan kehendak-Nya adalah dasar bagi semua perubahan karakter. Tanpa ketaatan, kita tidak dapat bertumbuh. Ketaatan adalah bukti kasih kita kepada Tuhan (Yohanes 14:15).
VI. Contoh Perubahan Karakter dalam Alkitab
Alkitab penuh dengan kisah-kisah orang-orang yang karakternya diubah oleh Tuhan. Kisah-kisah ini memberikan kita harapan dan inspirasi:
A. Petrus: Dari Impulsif Menjadi Batu Karang
Petrus dikenal karena sifatnya yang impulsif dan terkadang gegabah. Dia bersumpah akan membela Yesus sampai mati, tetapi kemudian menyangkal-Nya tiga kali. Namun, setelah kebangkitan Yesus dan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, kita melihat perubahan dramatis. Petrus yang sama ini berdiri dengan berani dan berkhotbah kepada ribuan orang, menjadi pemimpin gereja mula-mula yang teguh—batu karang yang kokoh, seperti yang Yesus katakan ia akan menjadi. Karakter yang diubahkan memungkinkannya melayani tujuan ilahi dengan gagah berani.
B. Saulus (Paulus): Dari Penganiaya Menjadi Rasul
Saulus adalah seorang Farisi yang sangat bersemangat, yang membenci orang Kristen dan aktif menganiaya mereka. Karakternya ditandai oleh legalisme yang keras, kebanggaan agama, dan bahkan kekejaman. Namun, pertemuannya dengan Yesus di jalan menuju Damsyik mengubah segalanya. Dia menjadi Rasul Paulus, seorang hamba Kristus yang rendah hati, penuh kasih, dan berdedikasi, yang menderita banyak hal demi Injil. Karakternya diubah dari penindas menjadi penuai jiwa-jiwa, menjadi teladan kasih dan pengorbanan.
C. Daud: Dari Penggembala Menjadi Raja, dan Pembelajar dari Kegagalan
Daud adalah "orang yang berkenan di hati Allah," namun ia juga seorang yang melakukan dosa-dosa besar seperti perzinahan dan pembunuhan. Karakternya memiliki kekuatan besar—keberanian, iman, dan kecintaan pada Tuhan—tetapi juga kelemahan fatal. Namun, setiap kali ia jatuh, ia bertobat dengan sungguh-sungguh, menunjukkan hati yang merendah dan mau diajar. Melalui kegagalan dan pertobatan, karakternya dibentuk dan dimurnikan, mengajarkan kita bahwa perubahan bukan berarti tanpa cacat, tetapi tentang hati yang responsif terhadap Tuhan.
"Karakter sejati seorang manusia diuji dalam situasi krisis. Untuk mengetahui seperti apa seorang manusia, beri dia kekuasaan."
— Abraham Lincoln
VII. Manfaat Perubahan Karakter
Perjalanan perubahan karakter mungkin sulit, tetapi buahnya sangat manis dan berlimpah:
A. Damai Sejahtera Batin
Ketika karakter kita semakin selaras dengan kehendak Tuhan, kita mengalami damai sejahtera yang melampaui segala pengertian. Konflik batin berkurang, dan ada ketenangan yang mendalam karena kita tahu kita berjalan di jalan yang benar.
B. Hubungan yang Lebih Kuat dan Sehat
Karakter yang diubahkan memungkinkan kita untuk mencintai orang lain dengan lebih murni, memaafkan lebih mudah, dan membangun jembatan daripada tembok. Ini menghasilkan hubungan yang lebih mendalam, penuh kasih, dan harmonis.
C. Pengaruh Positif
Hidup kita menjadi mercusuar harapan dan inspirasi bagi orang lain. Karakter kita yang baik menarik orang kepada Kristus dan memberikan kesaksian yang kuat tentang kuasa transformatif Injil.
D. Tujuan yang Jelas dan Hidup Bermakna
Dengan karakter yang diperbarui, kita lebih mampu memahami dan memenuhi tujuan Allah bagi hidup kita. Kita menemukan makna dan kepuasan yang sejati dalam melayani Dia dan sesama.
E. Kedekatan dengan Tuhan
Yang paling penting, perubahan karakter membawa kita lebih dekat kepada Tuhan. Semakin kita menjadi seperti Kristus, semakin dalam persekutuan kita dengan Bapa. Ini adalah tujuan akhir dari semua transformasi: untuk menyenangkan Dia dan hidup dalam hadirat-Nya.
Kesimpulan: Sebuah Panggilan untuk Transformasi
Saudara-saudari terkasih, perubahan karakter bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi setiap orang yang mengaku mengikut Kristus. Ini adalah bukti nyata bahwa Roh Kudus bekerja dalam hidup kita, memulihkan gambar Allah yang telah rusak, dan memampukan kita untuk hidup seturut kehendak-Nya yang kudus.
Perjalanan ini mungkin panjang dan penuh tantangan, tetapi kita tidak sendirian. Allah sendiri adalah Pengubah, dan Roh Kudus adalah Penolong yang setia. Dengan Firman-Nya sebagai panduan, doa sebagai kekuatan, disiplin rohani sebagai latihan, dan persekutuan sebagai dukungan, kita dapat dengan yakin melangkah maju dalam proses transformasi ini.
Mari kita tanyakan pada diri kita hari ini: Adakah area dalam karakter saya yang perlu diubahkan? Apakah saya bersedia menyerahkan area tersebut kepada Tuhan? Apakah saya berkomitmen untuk berkolaborasi dengan Roh Kudus dalam proses ini? Jangan tunda lagi. Mulailah hari ini, dengan langkah kecil namun konsisten, untuk menyerahkan diri Anda sepenuhnya kepada Tuhan yang sanggup melakukan jauh lebih banyak daripada yang dapat kita minta atau bayangkan.
Ketika kita mengizinkan Tuhan mengubah karakter kita, kita tidak hanya mengubah diri kita sendiri, tetapi juga memberikan kesaksian yang kuat kepada dunia tentang kuasa Injil. Kita menjadi terang di tengah kegelapan, garam yang memberi rasa, dan cermin yang memantulkan kemuliaan Kristus. Marilah kita hidup sebagai ciptaan baru, dengan karakter yang semakin serupa dengan Kristus, sehingga nama Tuhan dipermuliakan melalui setiap aspek kehidupan kita.
Amin.