Khotbah Natal Ekspositori: Panduan Mendalam & Inspirasi

Natal adalah salah satu perayaan terpenting dalam kalender Kristen, sebuah waktu untuk merenungkan inkarnasi Allah dalam diri Yesus Kristus. Di tengah hiruk-pikuk tradisi komersial dan budaya, gereja memiliki panggilan untuk menghadirkan kembali makna inti Natal yang mendalam dan transformatif. Salah satu cara paling efektif untuk melakukan ini adalah melalui khotbah ekspositori, sebuah pendekatan yang setia menggali dan menjelaskan kebenaran Alkitab.

Khotbah ekspositori Natal bukan sekadar menceritakan ulang kisah kelahiran Yesus yang sudah dikenal. Lebih dari itu, ia bertujuan untuk membuka naskah Alkitab secara cermat, menggali konteksnya, menguraikan makna teologisnya, dan kemudian menerapkannya secara relevan pada kehidupan jemaat. Pendekatan ini memastikan bahwa pesan yang disampaikan berakar kuat dalam Firman Tuhan, bukan hanya ide-ide pribadi atau tema-tema musiman yang dangkal. Ini adalah komitmen untuk membiarkan teks Alkitab berbicara sendiri, dengan khotbah sebagai jembatan yang membawa jemaat kepada pemahaman dan ketaatan.

Dalam artikel yang komprehensif ini, kita akan menjelajahi secara mendalam apa itu khotbah Natal ekspositori, mengapa itu sangat penting, dan bagaimana seorang pengkhotbah dapat mempersiapkannya dengan cermat dan penuh inspirasi. Kita akan membahas prinsip-prinsip dasar eksegesis, memilih naskah yang tepat, menyusun kerangka khotbah yang efektif, serta beberapa tantangan dan manfaat dari pendekatan ini. Tujuan utamanya adalah membekali para pengkhotbah untuk menyampaikan pesan Natal yang tidak hanya menyentuh hati tetapi juga memperkaya pikiran dan menguatkan iman jemaat dalam kebenaran Allah yang tak lekang oleh waktu.

Prinsip Dasar Khotbah Ekspositori dalam Konteks Natal

Definisi dan Karakteristik Khotbah Ekspositori

Khotbah ekspositori, pada intinya, adalah khotbah yang tujuan utamanya adalah untuk menjelaskan dan menerapkan makna dari suatu naskah Alkitab tertentu. Kata "ekspositori" berasal dari kata kerja Latin exponere, yang berarti "menjelaskan" atau "mengungkapkan". Dengan demikian, khotbah ekspositori berupaya mengungkap apa yang dikatakan Alkitab dalam bagian tertentu, menjelaskan maknanya, dan menunjukkan bagaimana itu relevan dengan kehidupan kita saat ini. Dalam konteks Natal, ini berarti bukan hanya menceritakan kisah Natal, tetapi menggali kebenaran teologis yang mendasari kisah tersebut.

Beberapa karakteristik kunci dari khotbah ekspositori meliputi:

Mengapa Khotbah Ekspositori Penting untuk Natal?

Khotbah ekspositori sangat penting untuk Natal karena beberapa alasan mendasar dan krusial yang melampaui sekadar preferensi gaya berkhotbah:

Perbedaan dengan Khotbah Topikal atau Naratif

Meskipun ada tumpang tindih dalam beberapa aspek, khotbah ekspositori memiliki perbedaan mendasar dengan khotbah topikal atau naratif murni:

Dalam khotbah Natal ekspositori, narasi Natal tidak hanya diceritakan, tetapi diuraikan, dianalisis, dan kebenaran teologis di baliknya dieksposisi secara cermat, memastikan bahwa setiap kebenaran yang disampaikan benar-benar berakar pada Firman Tuhan. Ini adalah komitmen untuk membiarkan teks menjadi tuan, dan pengkhotbah menjadi pelayan yang setia.

Natal dan Kekayaan Teologisnya

Khotbah Natal ekspositori akan menjadi hampa tanpa pemahaman yang kuat tentang kekayaan teologis di balik peristiwa kelahiran Yesus. Natal bukan sekadar cerita manis tentang bayi di palungan; ia adalah puncak janji-janji Allah selama ribuan tahun, manifestasi kasih-Nya yang terbesar, dan fondasi keselamatan umat manusia. Menggali doktrin-doktrin ini akan memberikan kedalaman yang luar biasa pada setiap khotbah, mengubahnya dari sekadar kisah menjadi proklamasi kebenaran ilahi yang mengubahkan hidup.

Konteks Sejarah Natal

Peristiwa Natal terjadi pada waktu yang spesifik dalam sejarah, di bawah pemerintahan Kaisar Agustus dan Gubernur Kirenius (Lukas 2:1-2). Ini bukan mitos atau legenda tanpa dasar, tetapi fakta sejarah yang dicatat oleh para penulis Injil sebagai saksi mata atau peneliti teliti. Pemahaman tentang kondisi politik, sosial, dan agama pada zaman itu akan membantu pengkhotbah menghidupkan kisah Natal dan menunjukkan relevansinya. Misalnya:

Konteks sejarah juga mencakup periode intertestamental, "masa keheningan" sekitar 400 tahun antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, di mana tidak ada nubuat baru yang dicatat. Selama periode ini, umat Israel menanti penggenapan janji-janji Allah dengan intensitas yang tinggi. Kedatangan Yesus adalah jawaban atas penantian panjang ini, memenuhi nubuat-nubuat yang telah disampaikan berabad-abad sebelumnya. Menjelaskan konteks ini membantu jemaat melihat Natal sebagai bagian integral dari rencana keselamatan Allah yang telah dirancang sejak kekekalan, bukan peristiwa yang berdiri sendiri.

Doktrin-doktrin Utama dalam Peristiwa Natal

Kelahiran Yesus adalah sebuah peristiwa yang sarat dengan implikasi teologis. Khotbah ekspositori Natal harus mampu mengangkat dan menjelaskan doktrin-doktrin ini agar jemaat dapat menghargai keagungan dan kedalaman makna Natal:

Signifikansi Perjanjian Lama dalam Natal

Khotbah Natal ekspositori akan sangat diperkaya dengan merujuk pada Perjanjian Lama. Perjanjian Lama bukanlah "cerita lama" yang terpisah dari Perjanjian Baru, melainkan fondasi, persiapan, dan bayangan bagi kedatangan Kristus. Mengabaikan Perjanjian Lama saat Natal adalah kehilangan kekayaan yang luar biasa.

Dengan menggabungkan kekayaan teologis ini dalam khotbah Natal ekspositori, seorang pengkhotbah dapat memastikan bahwa pesannya tidak hanya informatif, tetapi juga transformatif, membimbing jemaat pada pemujaan yang lebih dalam terhadap Allah yang telah menggenapi janji-Nya dalam Yesus Kristus. Ini memperkuat kebenaran bahwa seluruh Alkitab adalah tentang Yesus.

Langkah-langkah Menyiapkan Khotbah Natal Ekspositori

Mempersiapkan khotbah Natal ekspositori adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu, doa, ketekunan, dan studi yang cermat. Ini bukan sekadar inspirasi sesaat atau kumpulan anekdot, melainkan disiplin untuk menggali kebenaran Firman Allah secara sistematis. Berikut adalah langkah-langkah terperinci yang dapat diikuti oleh setiap pengkhotbah yang ingin menghadirkan pesan Natal yang kuat dan berakar pada Alkitab:

1. Pemilihan Naskah (Passage Selection)

Langkah pertama dan paling krusial adalah memilih naskah Alkitab yang akan dieksposisi. Pemilihan naskah harus dilakukan dengan bijak, mempertimbangkan kedalaman teologis, konteks Natal, dan kemampuan untuk membahasnya secara menyeluruh dalam waktu yang tersedia.

Kriteria Pemilihan Naskah:

Contoh Naskah Potensial untuk Khotbah Natal Ekspositori:

Berikut adalah beberapa naskah yang sangat direkomendasikan karena kekayaan teologis dan relevansinya dengan Natal:

Setelah memilih naskah, langkah selanjutnya adalah menganalisis konteksnya dengan seksama, karena konteks adalah kunci untuk interpretasi yang benar.

Menganalisis Konteks Naskah:

Analisis konteks ini akan menjadi fondasi yang kokoh untuk studi eksegetis yang lebih mendalam, memastikan bahwa interpretasi Anda setia pada maksud penulis ilahi.

2. Studi Eksegetis Mendalam

Eksegesis adalah proses menarik makna keluar dari teks (berbeda dengan eisegesis, yang berarti memasukkan makna ke dalam teks). Ini adalah langkah terpenting dalam persiapan khotbah ekspositori, karena akurasi dan otoritas khotbah Anda bergantung padanya. Ini adalah kerja keras yang penuh doa.

Langkah-langkah Studi Eksegetis:

Proses eksegesis harus dilakukan dengan doa dan ketergantungan pada Roh Kudus untuk memberikan hikmat, pencerahan, dan pemahaman. Ingatlah bahwa Anda mencari makna ilahi, bukan hanya interpretasi intelektual.

3. Menentukan Ide Utama (Big Idea) Naskah

Setelah studi eksegetis yang mendalam, Anda harus mampu merangkum esensi naskah ke dalam satu "ide utama" atau "proposisi" yang jelas dan ringkas. Ini adalah jantung dari khotbah Anda, yang berfungsi sebagai tesis yang akan Anda kembangkan dan pertahankan.

4. Menyusun Kerangka Khotbah

Kerangka khotbah adalah struktur logis yang membantu Anda menyajikan ide utama dan poin-poin pendukung secara koheren, progresif, dan mudah diikuti oleh jemaat. Kerangka ekspositori idealnya mengikuti alur teks Alkitab itu sendiri, membiarkan struktur teks mendikte struktur khotbah.

Elemen Kerangka Khotbah:

5. Penulisan dan Penyampaian

Setelah kerangka siap dan setiap poin telah dikembangkan, saatnya untuk menulis naskah khotbah dan mempersiapkan penyampaiannya.

Tantangan dalam Khotbah Natal Ekspositori

Meskipun memiliki banyak manfaat yang mendalam, mempersiapkan dan menyampaikan khotbah Natal ekspositori juga memiliki tantangannya sendiri. Mengenali tantangan ini akan membantu pengkhotbah mempersiapkan diri dengan strategi yang lebih baik dan efektif.

Menghindari Klise dan Menjaga Kesegaran Pesan

Kisah Natal, bagi banyak orang Kristen, adalah cerita yang sudah sangat familiar dan sering didengar setiap tahun. Ini adalah berkah karena pesannya universal dan dicintai, tetapi juga tantangan karena bagaimana Anda bisa berkhotbah tentang gembala, malaikat, Maria, Yusuf, dan palungan tanpa terdengar klise, membosankan, atau mengulangi hal yang sama persis setiap tahun?

Menyeimbangkan Antara Detail Akademis dan Aplikasi Praktis

Eksegesis yang mendalam seringkali menghasilkan wawasan yang kaya dan kompleks dari bahasa asli, konteks sejarah, atau polemik teologis. Tantangannya adalah bagaimana menyajikan informasi ini agar dapat dimengerti dan diterapkan oleh jemaat awam tanpa membosankan mereka atau terdengar seperti kuliah teologi di seminari.

Mengatasi Keterbatasan Waktu

Khotbah ekspositori, dengan kedalaman dan detailnya, seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dibahas secara menyeluruh. Namun, banyak gereja memiliki batasan waktu yang ketat untuk khotbah (misalnya 25-35 menit). Bagaimana menyampaikan pesan ekspositori yang kaya dan mendalam dalam batasan waktu ini?

Dengan kesadaran akan tantangan-tantangan ini, pengkhotbah dapat mempersiapkan diri dengan strategi yang efektif untuk tetap setia pada Firman Tuhan sambil menyampaikannya dengan dampak maksimal dalam konteks kebaktian Natal.

Contoh Penerapan Khotbah Natal Ekspositori: Lukas 2:8-20

Mari kita terapkan prinsip-prinsip ini pada salah satu naskah Natal yang paling dikenal dan dicintai: Lukas 2:8-20. Naskah ini menceritakan tentang malaikat yang mengabarkan kabar baik kepada para gembala di padang dan respons mereka. Ini adalah naskah yang sangat kaya dengan narasi, teologi yang mendalam, dan potensi aplikasi yang kuat untuk jemaat di zaman modern.

Teks Lukas 2:8-20 (Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari/TBIS)

2:8 Di padang rumput di dekat Betlehem ada beberapa gembala yang sedang menjaga domba-domba mereka di waktu malam.

2:9 Tiba-tiba malaikat Tuhan menampakkan diri kepada mereka. Sekeliling mereka terang benderang karena cahaya kemuliaan Tuhan. Gembala-gembala itu ketakutan sekali.

2:10 Lalu malaikat itu berkata, "Jangan takut! Saya membawa kabar baik untuk kalian! Kabar ini akan membuat semua orang gembira!

2:11 Hari ini di kota Daud telah lahir Raja Penyelamatmu, yaitu Kristus, Tuhan.

2:12 Inilah tandanya bagi kalian: Kalian akan menemukan seorang bayi terbungkus kain dan terbaring di dalam palungan."

2:13 Tiba-tiba malaikat itu bergabung dengan banyak sekali malaikat lain, dan mereka memuji-muji Allah, katanya:

2:14 "Terpujilah Allah di surga yang tertinggi! Dan di bumi sejahteralah manusia yang menyenangkan hati-Nya!"

2:15 Sesudah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-gembala itu berkata satu sama lain, "Mari kita ke Betlehem! Kita harus melihat apa yang terjadi di sana, yang diberitahukan Tuhan kepada kita."

2:16 Maka mereka cepat-cepat pergi, lalu menemukan Maria dan Yusuf, dan bayi itu terbaring di dalam palungan.

2:17 Setelah melihat anak itu, gembala-gembala itu menceritakan apa yang dikatakan malaikat tentang bayi itu kepada mereka.

2:18 Semua orang yang mendengar cerita gembala-gembala itu heran.

2:19 Tetapi Maria menyimpan semua hal itu dalam hatinya dan merenungkan maksudnya.

2:20 Kemudian gembala-gembala itu kembali sambil memuji-muji dan memuliakan Allah, karena semua yang mereka dengar dan lihat adalah seperti yang diberitahukan kepada mereka.

1. Eksegesis Singkat Lukas 2:8-20

Penting untuk memahami detail-detail teks untuk menggali maknanya:

2. Ide Utama Khotbah

Melalui pengumuman mulia kelahiran Juruselamat, Kristus, Tuhan, kepada para gembala yang hina, Allah mengundang semua orang untuk menyaksikan kerendahan hati inkarnasi-Nya, bersaksi tentang kabar baik-Nya, dan memuliakan nama-Nya dengan sukacita yang besar dan ketaatan yang segera.

3. Kerangka Khotbah (Contoh)

Pendahuluan:

Natal seringkali dikaitkan dengan kemewahan, kilauan lampu, kado yang indah, dan pesta yang meriah. Gambar-gambar yang disajikan dunia seringkali adalah kemewahan dan keglamoran. Namun, naskah kita hari ini membawa kita kepada gambaran Natal yang sangat berbeda – bukan di istana, bukan di antara orang-orang terkemuka dan berkuasa, melainkan di padang yang gelap, di tengah bau ternak, bersama sekelompok orang yang dianggap remeh dan tidak penting dalam masyarakat. Justru kepada merekalah, kepada para gembala yang rendah hati, kabar terbesar dalam sejarah manusia disampaikan. Mengapa? Karena Natal adalah tentang Allah yang datang kepada yang kecil dan hina, dan Dia memanggil kita untuk merespons dengan cara yang sama. Mari kita dengarkan dengan hati yang terbuka, Lukas 2:8-20...

(Baca Lukas 2:8-20 dengan jelas dan penuh penghayatan, mungkin dari layar atau Alkitab fisik.)

Saudaraku yang terkasih, naskah ini menyatakan kepada kita bahwa melalui pengumuman mulia kelahiran Juruselamat, Kristus, Tuhan, kepada para gembala yang hina, Allah mengundang kita semua untuk menyaksikan kerendahan hati inkarnasi-Nya, bersaksi tentang kabar baik-Nya, dan memuliakan nama-Nya dengan sukacita yang besar dan ketaatan yang segera.

Poin-poin Utama:

I. Allah Menyatakan Kemuliaan-Nya kepada yang Hina (Ay. 8-12)

II. Dunia Menyanyikan Puji-pujian kepada Raja yang Datang (Ay. 13-14)

III. Umat Merespons dengan Iman, Kesaksian, dan Penyembahan (Ay. 15-20)

Kesimpulan dan Panggilan:

Kisah Natal dari Lukas 2 ini bukan hanya cerita yang indah, yang menyenangkan untuk didengar setiap tahun, tetapi adalah undangan pribadi dari Allah yang agung kepada setiap kita. Ia datang dalam kerendahan hati yang ekstrem kepada yang hina, menyatakan kemuliaan-Nya agar surga dan bumi dapat memuji-Nya. Dan Dia memanggil kita, sama seperti para gembala, untuk merespons dengan iman yang segera dan ketaatan, dengan kesaksian yang berani, dan dengan hati yang meluap-luap penuh pujian dan penyembahan.

Saudaraku, sudahkah Anda sungguh-sungguh melihat dan menerima Juruselamat yang lahir di palungan ini? Sudahkah Anda bersaksi tentang sukacita besar ini kepada orang lain yang masih mencari pengharapan? Sudahkah hidup Anda dipenuhi dengan pujian dan kemuliaan bagi Allah yang mahatinggi karena damai sejahtera sejati yang Dia tawarkan kepada Anda?

Jangan biarkan Natal berlalu begitu saja sebagai perayaan rutin yang hanya berfokus pada kesenangan duniawi. Biarkan kabar baik ini, berita tentang Juruselamat, Kristus, Tuhan, menggerakkan hati Anda untuk menyaksikan, merenung, dan memuji Dia dengan sungguh-sungguh. Inilah makna sejati Natal: Allah datang untuk kita. Responlah Dia hari ini!

(Doa Penutup)

Manfaat Khotbah Natal Ekspositori

Memilih pendekatan ekspositori untuk khotbah Natal bukan hanya soal metodologi atau gaya berkhotbah, tetapi juga soal dampak jangka panjang yang mendalam dan transformatif pada jemaat. Manfaatnya jauh melampaui satu kebaktian Natal saja, membangun fondasi yang kuat bagi kehidupan rohani komunitas dan individu.

Membangun Jemaat yang Berakar dalam Firman

Ketika jemaat secara konsisten mendengar Firman Allah dijelaskan secara ekspositori—yaitu, melihat bagaimana maknanya ditarik keluar dari teks itu sendiri—mereka belajar bagaimana membaca dan memahami Alkitab untuk diri mereka sendiri. Mereka dilatih untuk mencari makna teks secara cermat, bukan hanya mencari inspirasi permukaan atau mengandalkan interpretasi pribadi yang dangkal. Ini membentuk jemaat yang lebih matang secara rohani, yang memiliki daya kritis Alkitabiah, yang tidak mudah terombang-ambing oleh ajaran yang salah, tren teologis yang sesat, atau filsafat duniawi. Jemaat akan memiliki fondasi iman yang kuat, berakar dalam kebenaran Allah yang tidak berubah, dan mampu melihat bagaimana seluruh kisah Alkitab menunjuk kepada Kristus, termasuk dalam peristiwa Natal.

Memperdalam Pemahaman akan Kristus

Khotbah Natal ekspositori memungkinkan pengkhotbah untuk menggali berbagai aspek Kristus yang dinyatakan dalam Alkitab dengan kedalaman yang luar biasa: keilahian-Nya yang kekal, kemanusiaan-Nya yang sempurna, peran-Nya sebagai Juruselamat yang berdaulat, Raja yang adil, Nabi yang menyatakan kebenaran Allah, dan Imam Besar yang mempersembahkan diri. Jemaat akan memahami lebih dari sekadar citra "bayi Yesus yang manis" yang sering dikomersialkan, tetapi akan melihat Dia sebagai Allah yang kekal yang telah datang ke dalam dunia untuk tujuan penebusan yang mulia. Pemahaman yang lebih dalam tentang pribadi dan karya Kristus ini akan memperkaya iman pribadi setiap anggota jemaat dan memotivasi penyembahan yang lebih tulus, penuh arti, dan didasarkan pada pengetahuan yang benar tentang siapa yang mereka sembah.

Melawan Pluralisme dan Sinkretisme

Di dunia yang semakin pluralis dan rentan terhadap sinkretisme (pencampuradukan berbagai keyakinan agama atau spiritualitas), khotbah ekspositori Natal secara tegas menegaskan keunikan, keunggulan, dan kebenaran mutlak dari Yesus Kristus. Dengan setia menjelaskan siapa Yesus menurut Alkitab—bahwa Dia adalah Allah yang menjadi manusia, satu-satunya jalan keselamatan—khotbah ini membentengi jemaat dari pandangan-pandangan yang meremehkan keilahian-Nya, menyamakan-Nya dengan tokoh agama lain, atau menganggap-Nya hanya sebagai guru moral. Ini menegaskan bahwa Natal bukan sekadar cerita spiritual atau mitos budaya, tetapi proklamasi tentang fakta historis dan teologis bahwa Allah datang dalam diri Yesus Kristus untuk menyelamatkan umat manusia, dan tidak ada Juruselamat lain. Ini adalah pengingat penting tentang eksklusivitas Injil.

Menghasilkan Pertumbuhan Rohani yang Otentik

Pertumbuhan rohani yang sejati dan berkelanjutan tidak datang dari pengalaman emosional yang singkat, motivasi diri, atau program-program gereja yang instan, tetapi dari perjumpaan yang transformatif dengan Firman Allah yang hidup dan berkuasa. Khotbah ekspositori menyediakan makanan rohani yang substansial, bukan sekadar camilan. Dengan memahami kebenaran Alkitab secara mendalam, jemaat didorong untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Mereka tidak hanya diberitahu "apa yang harus dilakukan" (misalnya, "bersukacita saat Natal") tetapi "mengapa" mereka harus melakukannya, karena Firman Allah telah menunjukkan kebenaran itu dan kuasa untuk melakukannya. Ini menghasilkan perubahan hati dan perilaku yang tulus, yang bersumber dari iman yang didasari oleh pengetahuan akan Allah dan ketaatan kepada Firman-Nya, bukan hanya tuntutan eksternal.

Khotbah ekspositori Natal, dengan demikian, bukan hanya sebuah khotbah musiman yang sekali setahun; ia adalah investasi yang fundamental dan strategis dalam kesehatan rohani jangka panjang jemaat, membimbing mereka untuk lebih mengenal Allah, mengasihi Firman-Nya, dan hidup bagi kemuliaan-Nya dengan cara yang bermakna dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Khotbah Natal ekspositori adalah sebuah panggilan mulia dan sebuah privilese yang mendalam bagi setiap pengkhotbah untuk menghadirkan kebenaran abadi Firman Allah di tengah perayaan inkarnasi Kristus yang sakral. Ini adalah komitmen yang teguh untuk melampaui permukaan tradisi dan sentimen musiman, menggali kedalaman teologis dari kisah Natal, dan memastikan bahwa jemaat tidak hanya terhibur atau terbawa emosi, tetapi juga diajar, dikoreksi, dan dilatih dalam kebenaran Allah yang mengubahkan hidup.

Proses persiapan khotbah Natal ekspositori menuntut keseriusan dan ketekunan: mulai dari pemilihan naskah yang bijaksana dan penuh doa, eksegesis yang teliti dan mendalam, perumusan ide utama yang jelas dan berakar pada teks, penyusunan kerangka khotbah yang logis dan mudah diikuti, hingga penulisan dan penyampaian yang penuh semangat dan persuasif. Meskipun ada tantangan yang harus dihadapi—seperti menjaga kesegaran pesan yang familiar dan menyeimbangkan detail akademis dengan aplikasi praktis dalam batasan waktu yang seringkali singkat—manfaat jangka panjang yang ditawarkan oleh khotbah ekspositori jauh lebih besar dan bernilai abadi.

Ketika Firman Allah dibuka dengan setia, dengan otoritas yang berasal dari teks itu sendiri, jemaat akan diperkaya dalam pemahaman mereka, iman mereka akan diperdalam dengan kebenaran yang kokoh, dan pemahaman mereka tentang siapa Yesus Kristus sebenarnya akan diperbarui dan diperkuat. Mereka akan melihat Natal bukan sekadar sebagai tradisi tahunan yang berulang atau perayaan komersial, tetapi sebagai inti dari rencana penebusan Allah yang agung, yang berpuncak pada kedatangan Juruselamat, Raja, dan Tuhan. Semoga setiap khotbah Natal menjadi kesempatan emas untuk memuliakan Allah dengan cara yang paling tinggi dan untuk membawa damai sejahtera sejati kepada hati yang merindukan-Nya, melalui pemberitaan Firman-Nya yang tidak pernah gagal dan selalu hidup.

Pada akhirnya, ini adalah panggilan bagi setiap pengkhotbah untuk menjadi pelayan Firman yang setia dan berani, yang melalui khotbah Natal ekspositori, mengarahkan setiap pikiran, setiap hati, dan setiap jiwa kembali kepada kebenaran sederhana namun mendalam: bahwa Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Kiranya kebenaran ini terus berkumandang dengan kuasa dan anugerah-Nya setiap Natal.