Musim Adven adalah sebuah perjalanan spiritual yang kaya, sebuah periode penantian yang penuh makna di tengah hiruk pikuk dunia. Ini adalah waktu di mana kita diajak untuk memperlambat langkah, merenung, dan menyiapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Kristus, baik sebagai bayi di palungan dua ribu tahun lalu, maupun kedatangan-Nya yang kedua di akhir zaman. Lebih dari sekadar hitung mundur menuju Natal, Adven adalah undangan untuk merasakan kembali pengharapan yang baru, damai sejahtera yang melampaui akal, sukacita yang tak tergoyahkan, dan kasih Allah yang tak terbatas.
Dalam kumpulan renungan singkat ini, kita akan menjelajahi empat tema utama Adven: Pengharapan, Damai Sejahtera, Sukacita, dan Kasih. Setiap refleksi dirancang untuk menjadi jeda harian, sebuah kesempatan untuk bersekutu dengan firman Tuhan dan membiarkan-Nya membentuk hati serta pikiran kita. Biarlah setiap kata membawa kita lebih dekat kepada makna sejati Natal, yaitu perwujudan kasih Allah yang terbesar bagi umat manusia.
Semoga perjalanan Adven Anda dipenuhi dengan perenungan yang mendalam dan sukacita rohani. Mari kita bersama-sama menanti Sang Terang Dunia, Yesus Kristus, yang datang untuk menerangi kegelapan kita.
Minggu Pertama: Pengharapan (Lilin Pengharapan)
Minggu pertama Adven menyalakan lilin pengharapan, mengingatkan kita akan janji-janji Allah yang abadi dan kedatangan Sang Mesias. Pengharapan kita bukan hanya pada masa lalu atau masa depan, tetapi juga pada kehadiran Allah yang setia di masa kini. Dalam kegelapan dunia, kita memegang teguh pengharapan akan terang yang tidak pernah padam.
Lilin Pengharapan
Hari ke-1: Penantian yang Penuh Janji
"Tetapi mereka yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru; mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."
Penantian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, dan dalam konteks iman, penantian bisa menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Adven mengajak kita untuk merangkul penantian ini dengan kesadaran bahwa kita menanti janji-janji Allah yang selalu ditepati. Israel kuno menanti Mesias selama berabad-abad, sebuah penantian yang diwarnai dengan penderitaan dan kerinduan yang mendalam. Namun, di tengah semua itu, janji-janji ilahi tetap menyala sebagai mercusuar harapan. Seperti rajawali yang membumbung tinggi, kita diajak untuk menemukan kekuatan baru saat kita menantikan Tuhan, bukan dengan pasif, melainkan dengan hati yang aktif mencari dan percaya.
Kita sering kali gelisah dalam penantian. Kita ingin segala sesuatu terjadi dengan cepat, sesuai keinginan kita. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa ada kekuatan dalam proses menanti, ada pemurnian dan pembaruan yang terjadi saat kita bersandar sepenuhnya kepada-Nya. Penantian Adven adalah penantian yang aktif, di mana kita mempersiapkan hati kita, membersihkan jalan bagi kedatangan-Nya, dan memperbaharui komitmen kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Setiap hari yang berlalu dalam Adven adalah kesempatan untuk meneguhkan kembali iman kita pada janji Allah yang tak pernah ingkar.
Ya Tuhan, ajarilah kami untuk menanti-Mu dengan kesabaran dan pengharapan yang teguh. Kuatkanlah hati kami agar tidak lesu dalam penantian, melainkan senantiasa menemukan kekuatan baru di dalam Engkau. Amin.
Hari ke-2: Terang di Tengah Kegelapan
"Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu."
Dunia sering kali terasa gelap, dipenuhi dengan berita buruk, kekhawatiran, dan ketidakpastian. Namun, pesan Adven adalah bahwa terang telah datang dan akan datang kembali. Terang itu adalah Kristus, yang menerangi setiap sudut kegelapan. Yesaya memanggil kita untuk "bangkit dan menjadi terang," bukan karena kita memiliki terang itu sendiri, melainkan karena terang Tuhan telah terbit atas kita. Kita adalah pembawa terang-Nya, memantulkan kemuliaan-Nya ke dunia yang membutuhkan.
Bagaimana kita bisa menjadi terang di tengah kegelapan? Dengan hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah: kasih, damai, keadilan, dan kebenaran. Dengan menunjukkan belas kasihan kepada yang membutuhkan, dengan berbicara kebenaran dengan kasih, dan dengan menjadi saksi hidup akan pengharapan yang kita miliki. Musim Adven mengingatkan kita bahwa terang Natal bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi untuk dibagikan. Mari kita biarkan terang Kristus bersinar melalui hidup kita, membawa harapan bagi mereka yang berada dalam keputusasaan, dan menuntun banyak orang kepada Sang Sumber Terang.
Tuhan Yesus, Engkaulah Terang Dunia. Biarkan terang-Mu bersinar melalui kami, agar kami dapat menjadi kesaksian akan kasih dan pengharapan-Mu bagi dunia yang gelap ini. Amin.
Hari ke-3: Pengharapan yang Hidup
"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu pengharapan yang hidup."
Pengharapan yang kita miliki bukanlah harapan kosong atau angan-angan belaka; itu adalah "pengharapan yang hidup" yang berakar pada kebangkitan Yesus Kristus. Ini berarti bahwa harapan kita memiliki landasan yang kokoh dan kekuatan yang abadi. Tidak seperti harapan duniawi yang bisa pudar oleh kekecewaan, pengharapan Kristen adalah keyakinan yang pasti akan janji-janji Allah, yang diteguhkan melalui kemenangan Kristus atas dosa dan maut. Dalam musim Adven, kita diingatkan bahwa kedatangan Kristus adalah bukti nyata dari pengharapan yang hidup ini, jaminan bahwa Allah selalu menepati firman-Nya.
Pengharapan yang hidup ini mengubah cara kita melihat hidup dan menghadapi tantangan. Ketika kita berhadapan dengan kesulitan, kita tidak putus asa karena kita tahu ada tujuan ilahi di balik semuanya. Ketika kita mengalami kehilangan, kita berduka dengan harapan akan perjumpaan kembali. Ini adalah pengharapan yang memampukan kita untuk terus maju, bahkan ketika jalan di depan tampak tidak jelas. Mari kita rayakan pengharapan yang hidup ini dengan sukacita dan bagikan kepada mereka yang mungkin kehilangan arah, mengingatkan bahwa ada Juruselamat yang datang untuk memberikan kehidupan dan pengharapan yang kekal.
Bapa Surgawi, terima kasih atas pengharapan yang hidup yang Engkau berikan kepada kami melalui kebangkitan Putra-Mu. Biarlah pengharapan ini menguatkan kami di setiap langkah dan menjadi kesaksian bagi dunia. Amin.
Hari ke-4: Tuhan yang Setia dalam Janji-Nya
"TUHAN itu baik, tempat perlindungan pada hari kesesakan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung pada-Nya."
Inti dari pengharapan Adven adalah karakter Allah itu sendiri: kesetiaan-Nya. Sepanjang sejarah, Allah telah menunjukkan diri-Nya sebagai pribadi yang menepati janji-Nya. Dia berjanji seorang Juruselamat akan datang, dan Dia mengutus Yesus. Dia berjanji akan menyertai umat-Nya, dan Dia melakukannya. Bahkan dalam masa-masa paling gelap bagi Israel, dan juga dalam kesulitan pribadi kita, kita dapat bersandar pada kesetiaan-Nya. Nabi Nahum mengingatkan kita bahwa Tuhan itu baik, dan Dia adalah tempat perlindungan kita, yang mengenal setiap orang yang mencari-Nya. Penantian kita di musim Adven adalah penantian yang aman, karena kita menanti Tuhan yang setia dan penuh kasih.
Bagaimana kita menanggapi kesetiaan Allah ini? Dengan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Dengan melepaskan kekhawatiran dan membiarkan Dia menjadi benteng dan pelindung kita. Kesetiaan-Nya bukan hanya jaminan untuk masa depan, tetapi juga kekuatan untuk hari ini. Ini memberi kita keberanian untuk menghadapi ketidakpastian, mengetahui bahwa Dia memegang kendali. Biarlah Adven ini menjadi waktu untuk memperbaharui kepercayaan kita pada kesetiaan Allah yang tak tergoyahkan, bersyukur atas janji-janji-Nya yang agung, dan hidup dalam keyakinan bahwa Dia akan menyelesaikan apa yang telah dimulai-Nya.
Allah yang setia, kami bersyukur atas janji-janji-Mu yang tak pernah berubah. Tolonglah kami untuk selalu percaya kepada-Mu sebagai tempat perlindungan kami, dan berikan kami keberanian untuk hidup dalam kesetiaan-Mu. Amin.
Hari ke-5: Pengharapan yang Mengubahkan
"Sebab kami tahu, bahwa kamu telah dipilih oleh Allah, kekasih-Nya, karena Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan Roh Kudus dan dengan kepastian yang teguh."
Pengharapan Kristen bukanlah sekadar filosofi atau konsep abstrak; itu adalah kekuatan yang mengubahkan hidup. Paulus menulis kepada jemaat Tesalonika tentang bagaimana Injil telah membawa bukan hanya kata-kata, tetapi juga kekuatan Roh Kudus dan kepastian yang teguh, yang menghasilkan perubahan nyata dalam hidup mereka. Demikian juga, pengharapan Adven adalah tentang transformasi. Ini adalah pengharapan bahwa Allah akan terus bekerja dalam hidup kita, membentuk kita semakin serupa dengan Kristus, dan membawa kebaikan dari setiap situasi.
Musim Adven adalah panggilan untuk memeriksa hati kita, untuk melihat area mana dalam hidup kita yang membutuhkan sentuhan ilahi. Mungkin ada kebiasaan yang perlu diubah, hubungan yang perlu dipulihkan, atau luka yang perlu disembuhkan. Dengan pengharapan akan kedatangan Kristus, kita memiliki motivasi untuk bertobat, untuk bertumbuh, dan untuk menjadi bejana yang lebih bersih bagi kemuliaan-Nya. Ini adalah proses yang berkelanjutan, tetapi Roh Kudus ada bersama kita, memberdayakan kita setiap langkah. Biarlah pengharapan Adven ini tidak hanya memberikan ketenangan, tetapi juga memicu semangat perubahan dan pertumbuhan rohani dalam diri kita.
Roh Kudus yang mengubahkan, pimpinlah kami dalam musim Adven ini. Tunjukkanlah kepada kami area-area yang perlu Engkau sentuh dan ubah, agar kami dapat hidup semakin mencerminkan Kristus. Amin.
Hari ke-6: Pengharapan akan Kerajaan yang Kekal
"Dan sama seperti kita telah memakai rupa yang dari debu tanah, demikian pula kita akan memakai rupa yang dari sorga."
Selain menantikan perayaan kelahiran Kristus, Adven juga mengarahkan pandangan kita ke masa depan, ke kedatangan-Nya yang kedua dan pembentukan Kerajaan Allah yang kekal. Pengharapan akan Kerajaan yang kekal ini memberi kita perspektif yang lebih luas tentang hidup. Tantangan, penderitaan, dan ketidakadilan yang kita alami di dunia ini tidak akan menjadi akhir dari cerita. Ada janji tentang pemulihan total, di mana air mata akan dihapus, dan keadilan akan berjaya.
Pengharapan akan Kerajaan yang kekal ini seharusnya memengaruhi cara kita hidup di masa kini. Ini memotivasi kita untuk hidup dengan standar ilahi, untuk melayani sesama dengan kasih, dan untuk bersaksi tentang kabar baik ini. Jika kita tahu bahwa rumah kita yang sejati ada di surga, maka prioritas kita di bumi akan bergeser. Kita akan kurang terikat pada hal-hal fana dan lebih berinvestasi pada hal-hal yang kekal. Adven adalah musim untuk memperbaharui pengharapan kita akan masa depan yang mulia ini, dan untuk hidup setiap hari dalam terang janji kekal Allah.
Tuhan Yesus, terima kasih atas janji kedatangan-Mu yang kedua dan Kerajaan-Mu yang kekal. Tolonglah kami untuk hidup dengan fokus pada hal-hal yang kekal, melayani-Mu dan sesama dengan segenap hati. Amin.
Hari ke-7: Pengharapan yang Membuahkan Kesabaran
"Sebab kamu tahu, bahwa setelah diuji, imanmu akan menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu bekerja penuh, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh, tidak kekurangan suatu apa pun."
Pengharapan dan kesabaran adalah dua saudara kembar dalam perjalanan iman. Kita tidak bisa memiliki pengharapan sejati tanpa kesabaran, dan kesabaran sering kali diuji untuk memperkuat pengharapan kita. Musim Adven mengajarkan kita tentang penantian yang sabar, meniru kesabaran Allah dalam rencana-Nya yang besar untuk menyelamatkan manusia. Ini bukan kesabaran pasif, melainkan kesabaran yang aktif, yang terus percaya dan melayani bahkan ketika janji-janji Allah tampak lambat untuk digenapi.
Dalam hidup ini, kita pasti akan menghadapi situasi yang menguji kesabaran kita. Mungkin itu adalah doa yang belum terjawab, penyakit yang berkepanjangan, atau impian yang tertunda. Namun, melalui Adven, kita belajar bahwa ujian-ujian ini, jika dihadapi dengan iman, dapat menghasilkan ketekunan dan membentuk karakter kita menjadi lebih sempurna. Pengharapan kita akan kedatangan Kristus memberi kita motivasi untuk bertahan, mengetahui bahwa ada tujuan yang lebih besar di balik setiap penantian. Mari kita minta Tuhan untuk menganugerahkan kepada kita kesabaran ilahi, yang memungkinkan pengharapan kita bersinar lebih terang.
Allah yang sabar, berilah kami hati yang tekun dalam menanti janji-janji-Mu. Ajarlah kami untuk membiarkan setiap ujian menghasilkan kesabaran yang sempurna, dan untuk selalu berpegang teguh pada pengharapan yang Engkau berikan. Amin.
Minggu Kedua: Damai Sejahtera (Lilin Damai)
Pada minggu kedua Adven, kita menyalakan lilin damai, merenungkan janji Mesias sebagai Raja Damai. Di tengah kekacauan dunia, kita mencari damai sejati yang hanya dapat ditemukan dalam Kristus. Damai ini bukan hanya ketiadaan konflik, melainkan kehadiran utuh dari kesejahteraan, keadilan, dan keharmonisan yang berasal dari Allah.
Merpati Damai
Hari ke-8: Raja Damai yang Datang
"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebut: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."
Salah satu nama Mesias yang paling indah adalah "Raja Damai." Janji ini, yang disampaikan berabad-abad sebelum kelahiran-Nya, menjadi kenyataan ketika Yesus datang ke dunia. Dia datang bukan untuk memimpin pasukan militer atau mendirikan kerajaan politik, melainkan untuk membawa damai sejahtera yang lebih dalam, damai antara Allah dan manusia, serta damai di dalam hati manusia. Damai ini adalah hadiah ilahi, yang melampaui segala pemahaman manusia.
Dalam dunia yang sering kali didominasi oleh konflik, ketegangan, dan kecemasan, kebutuhan akan damai sangatlah mendesak. Adven mengingatkan kita bahwa damai sejati tidak ditemukan dalam kondisi eksternal yang sempurna, tetapi dalam hubungan kita dengan Raja Damai. Ketika kita mengundang Kristus untuk memerintah dalam hati kita, Dia membawa damai yang memampukan kita untuk menghadapi badai hidup dengan ketenangan. Mari kita sambut Raja Damai ini dalam hidup kita dan biarkan damai-Nya membanjiri hati kita, membebaskan kita dari kecemasan dan ketakutan.
Ya Raja Damai, datanglah dan berkuasalah dalam hati kami. Berikanlah kami damai sejahtera-Mu yang melampaui segala akal, agar kami dapat hidup tenang di tengah badai dunia. Amin.
Hari ke-9: Damai yang Melampaui Akal
"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."
Ada damai yang ditawarkan dunia, yang bergantung pada keadaan yang tenang dan tanpa masalah. Namun, ada damai lain yang diajarkan oleh Adven: damai sejahtera Allah yang "melampaui segala akal." Ini adalah damai yang dapat kita rasakan bahkan di tengah kesulitan, di tengah kekacauan, atau di tengah keputusan sulit. Damai ini adalah anugerah dari Roh Kudus yang memelihara hati dan pikiran kita, menjaga kita dari kegelisahan dan keputusasaan.
Bagaimana kita mengalami damai yang melampaui akal ini? Rasul Paulus mengajarkan kita untuk tidak khawatir tentang apapun, melainkan menyerahkan segala permohonan kita kepada Allah dengan doa dan permohonan yang disertai ucapan syukur. Ketika kita melakukan ini, damai Allah yang luar biasa itu akan datang dan membanjiri kita. Ini adalah undangan untuk mempercayakan segala kekhawatiran kita kepada Tuhan yang memegang kendali atas segalanya. Musim Adven adalah waktu yang tepat untuk berlatih melepaskan kecemasan kita dan menerima damai sejahtera-Nya yang tak ternilai.
Allah Damai Sejahtera, ajarlah kami untuk menyerahkan segala kekhawatiran kami kepada-Mu. Penuhi hati dan pikiran kami dengan damai-Mu yang melampaui segala akal. Amin.
Hari ke-10: Pembawa Damai
"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."
Sebagai pengikut Raja Damai, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai di dunia ini. Ini adalah bagian integral dari misi kita sebagai anak-anak Allah. Menjadi pembawa damai tidak selalu berarti menghindari konflik, melainkan mencari keadilan, rekonsiliasi, dan keharmonisan sesuai dengan kehendak Allah. Dalam hubungan pribadi kita, di komunitas kita, dan bahkan dalam skala yang lebih luas, kita memiliki peran untuk menaburkan benih-benih damai.
Musim Adven adalah waktu yang tepat untuk merenungkan bagaimana kita dapat lebih aktif dalam membawa damai. Apakah ada konflik yang perlu diselesaikan? Apakah ada seseorang yang membutuhkan jembatan rekonsiliasi? Apakah ada ketidakadilan yang perlu kita suarakan? Mengikuti teladan Kristus, yang mendamaikan kita dengan Allah melalui pengorbanan-Nya, kita juga harus menjadi agen perdamaian. Ini mungkin memerlukan kerendahan hati, keberanian, dan kesediaan untuk mengampuni. Mari kita jadikan Adven ini sebagai kesempatan untuk memperjuangkan damai di manapun kita berada, sehingga kita layak disebut anak-anak Allah.
Tuhan, jadikanlah kami alat damai-Mu. Di mana ada perselisihan, biarlah kami membawa rekonsiliasi; di mana ada kebencian, biarlah kami menaburkan kasih. Amin.
Hari ke-11: Damai di Tengah Badai
"Maka Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: 'Diam! Tenanglah!' Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali."
Kisah Yesus menenangkan badai adalah gambaran yang kuat tentang kemampuan-Nya untuk membawa damai bahkan di tengah situasi yang paling menakutkan. Hidup kita juga sering kali seperti perahu yang terombang-ambing oleh badai kekhawatiran, ketakutan, dan kesulitan. Dalam momen-momen seperti itu, mudah bagi kita untuk merasa panik dan kehilangan damai. Namun, pesan Adven adalah bahwa Raja Damai selalu hadir bersama kita, siap untuk menghardik badai dalam hidup kita dan membawa ketenangan.
Kita mungkin tidak bisa mengendalikan badai yang datang dalam hidup kita, tetapi kita bisa mengendalikan reaksi kita terhadapnya. Ketika kita mengundang Yesus ke dalam perahu hidup kita, kita menemukan bahwa Dia adalah sumber damai yang tak tergoyahkan. Percaya kepada-Nya berarti percaya bahwa Dia memegang kendali, bahkan ketika segala sesuatu terasa di luar kendali. Biarlah musim Adven ini memperdalam keyakinan kita pada kuasa Yesus untuk membawa damai di tengah badai, dan memampukan kita untuk beristirahat dalam kehadiran-Nya yang menenangkan.
Tuhan Yesus, di tengah badai kehidupan, kami mengundang-Mu masuk ke dalam perahu kami. Tenangkanlah hati kami dengan kehadiran-Mu, dan berikanlah kami damai-Mu yang sejati. Amin.
Hari ke-12: Damai dengan Allah
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus."
Damai yang paling mendasar yang ditawarkan Adven adalah damai dengan Allah. Sebelum Kristus datang, ada jurang pemisah antara manusia dan Allah karena dosa. Namun, melalui kelahiran, hidup, kematian, dan kebangkitan Yesus, jurang itu telah dijembatani. Kita sekarang dapat hidup dalam damai sejahtera dengan Allah, bukan karena perbuatan baik kita, melainkan karena kasih karunia-Nya yang dianugerahkan melalui iman kepada Kristus. Ini adalah damai yang mengubah segalanya, damai yang menjadi fondasi dari semua damai lainnya.
Apakah kita benar-benar mengalami damai ini dalam hidup kita? Apakah kita hidup dalam kesadaran bahwa kita telah didamaikan dengan Pencipta kita? Musim Adven adalah waktu untuk merenungkan kembali anugerah rekonsiliasi ini. Ini adalah kesempatan untuk memperbaharui hubungan kita dengan Allah, untuk melepaskan beban rasa bersalah dan malu, dan untuk menerima damai-Nya yang membebaskan. Ketika kita berdamai dengan Allah, kita menemukan kebebasan sejati dan kekuatan untuk hidup. Mari kita rayakan damai ini dengan hati yang penuh syukur dan menjalani hidup yang mencerminkan damai yang telah kita terima.
Bapa Surgawi, terima kasih atas damai yang Engkau berikan kepada kami melalui Yesus Kristus. Tolonglah kami untuk hidup dalam kesadaran penuh akan damai ini dan untuk selalu bersyukur atas rekonsiliasi-Mu. Amin.
Hari ke-13: Damai dalam Hubungan
"Apabila mungkin, sejauh yang bergantung padamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang."
Damai sejahtera Adven tidak hanya berlaku untuk hubungan kita dengan Allah dan kedamaian batin kita, tetapi juga untuk hubungan kita dengan sesama. Rasul Paulus menasihati kita untuk berusaha hidup dalam damai dengan semua orang, sejauh yang bergantung pada kita. Ini adalah panggilan yang menantang di dunia yang penuh dengan perbedaan dan konflik. Namun, sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi agen damai dalam setiap interaksi, meniru kerendahan hati dan kasih yang ditunjukkan Kristus.
Apakah ada hubungan dalam hidup kita yang membutuhkan sentuhan damai? Apakah ada dendam yang perlu dilepaskan, atau pengampunan yang perlu diberikan? Musim Adven adalah waktu untuk secara aktif mencari rekonsiliasi dan membangun jembatan. Ini mungkin berarti mengambil langkah pertama, menunjukkan kerentanan, atau mengesampingkan kebanggaan pribadi. Namun, hadiah dari damai yang dipulihkan adalah tak ternilai harganya. Mari kita biarkan Roh Kudus memimpin kita untuk menjadi pembawa damai dalam semua hubungan kita, mencerminkan kasih Kristus yang menyatukan.
Tuhan, berikanlah kami hikmat dan keberanian untuk hidup dalam damai dengan semua orang. Tolonglah kami untuk mengampuni dan meminta pengampunan, agar hubungan kami mencerminkan kasih-Mu. Amin.
Hari ke-14: Damai sebagai Warisan
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."
Sebelum Yesus pergi, Dia meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi murid-murid-Nya: damai sejahtera-Nya. Ini bukan damai yang diberikan dunia, yang bersifat sementara dan bergantung pada keadaan. Ini adalah damai yang mendalam, abadi, dan berasal dari kehadiran-Nya yang terus-menerus melalui Roh Kudus. Yesus tahu bahwa murid-murid-Nya akan menghadapi banyak tantangan, dan Dia memberikan damai ini sebagai jangkar bagi jiwa mereka, sebagai janji bahwa mereka tidak akan pernah sendiri.
Sebagai pengikut Kristus, kita juga adalah pewaris damai sejahtera ini. Ini adalah karunia yang tersedia bagi kita setiap saat, tidak peduli seberapa sulitnya keadaan kita. Kita tidak perlu gelisah atau gentar, karena Raja Damai telah memberikan damai-Nya kepada kita. Musim Adven adalah waktu untuk mengklaim warisan ini, untuk beristirahat dalam janji-janji-Nya, dan untuk membiarkan damai-Nya mengisi setiap ruang dalam hati kita. Mari kita hidup dalam keyakinan akan damai yang Kristus telah tinggalkan bagi kita, dan biarlah itu menjadi sumber kekuatan dan penghiburan kita.
Terima kasih, Tuhan Yesus, atas damai sejahtera-Mu yang Engkau tinggalkan bagi kami. Bantulah kami untuk hidup dalam warisan ini setiap hari, melepaskan kegelisahan dan gentar, dan bersandar pada-Mu sepenuhnya. Amin.
Minggu Ketiga: Sukacita Ilahi (Lilin Sukacita)
Pada minggu ketiga Adven, kita menyalakan lilin sukacita, mengingat bahwa kedatangan Kristus adalah sumber sukacita terbesar bagi umat manusia. Sukacita ini bukan kebahagiaan sesaat, tetapi sukacita yang mendalam, abadi, yang berakar pada kasih Allah dan janji keselamatan-Nya. Ini adalah sukacita yang dapat kita alami bahkan di tengah tantangan, karena kita tahu siapa kita di dalam Kristus.
Bintang Sukacita
Hari ke-15: Sukacita Kedatangan Juruselamat
"Lalu kata malaikat itu kepada mereka: 'Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.'"
Pesan Natal yang pertama kali diumumkan kepada para gembala adalah "kesukaan besar." Kedatangan Juruselamat adalah peristiwa yang membawa sukacita tak tertandingi bagi seluruh umat manusia. Ini adalah sukacita karena Allah telah memenuhi janji-Nya, sukacita karena kegelapan telah diterangi, dan sukacita karena keselamatan telah tiba. Adven adalah waktu untuk merasakan kembali sukacita yang murni dan tulus ini, sebuah sukacita yang lahir dari kebenaran bahwa kita memiliki seorang Juruselamat.
Dalam hidup yang penuh tekanan, kita sering kali mencari kebahagiaan dalam hal-hal fana: kesuksesan, harta benda, atau pengakuan. Namun, sukacita yang ditawarkan oleh Kristus jauh lebih dalam dan lebih abadi. Itu adalah sukacita yang tidak dapat diambil oleh siapa pun, karena berakar pada identitas kita sebagai anak-anak Allah yang dikasihi. Mari kita biarkan sukacita ini mengisi hati kita di musim Adven, dan biarkan itu menjadi kekuatan kita untuk menghadapi setiap hari. Ini adalah sukacita yang patut dirayakan dan dibagikan.
Ya Tuhan, penuhi hati kami dengan sukacita besar atas kedatangan Juruselamat kami, Yesus Kristus. Biarlah sukacita ini menjadi kekuatan kami dan terpancar kepada orang-orang di sekitar kami. Amin.
Hari ke-16: Sukacita Roh Kudus
"Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus."
Sukacita yang sejati bukanlah emosi sesaat, melainkan buah Roh Kudus yang tinggal di dalam kita. Paulus menjelaskan bahwa Kerajaan Allah ditandai oleh kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita yang berasal dari Roh Kudus. Ini berarti bahwa sukacita adalah bagian intrinsik dari kehidupan Kristen, sebuah anugerah yang diberikan Allah untuk memberdayakan kita dan meneguhkan kita dalam iman. Musim Adven mengingatkan kita bahwa kita tidak harus menghasilkan sukacita dengan kekuatan kita sendiri; sebaliknya, kita hanya perlu membuka hati kita untuk menerima karunia Roh Kudus ini.
Bagaimana kita bisa memupuk sukacita Roh Kudus dalam hidup kita? Dengan mengisi diri kita dengan firman Allah, dengan berdoa, dengan bersekutu dengan sesama orang percaya, dan dengan melayani orang lain. Ketika kita hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan membiarkan Roh Kudus memimpin kita, sukacita-Nya akan mengalir dengan bebas. Adven adalah waktu yang tepat untuk memperbaharui komitmen kita untuk hidup dalam Roh, sehingga kita dapat mengalami kepenuhan sukacita yang Allah inginkan bagi kita. Ini adalah sukacita yang memberi kita kekuatan untuk bersaksi dan untuk bertahan.
Roh Kudus, penuhi kami dengan sukacita-Mu yang ilahi. Tolonglah kami untuk hidup dalam ketaatan dan untuk membiarkan buah-Mu tumbuh dalam hidup kami. Amin.
Hari ke-17: Sumber Sukacita yang Tak Pernah Kering
"Tetapi aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena Engkau, hai TUHAN, Raja Israel! Sebab Engkau telah mengampuni kesalahan umat-Mu, Engkau telah menebus Yerusalem!"
Ada banyak sumber sukacita di dunia ini, tetapi kebanyakan bersifat sementara. Namun, Alkitab berulang kali menunjukkan bahwa Tuhan sendiri adalah sumber sukacita yang tak pernah kering. Zefanya berseru untuk bersorak-sorak dan bersukacita karena Tuhan, yang telah mengampuni kesalahan dan menebus umat-Nya. Sukacita kita berakar pada kasih karunia Allah, pada penebusan yang Dia tawarkan melalui Kristus. Ini adalah sukacita yang melampaui keadaan, karena itu berasal dari identitas dan karakter Allah yang kekal.
Di musim Adven ini, mari kita mengalihkan pandangan kita dari hal-hal yang dapat mengecewakan kita dan fokus pada Tuhan sebagai sumber sukacita kita. Dengan menghabiskan waktu dalam doa, membaca firman-Nya, dan merenungkan kebaikan-Nya, kita dapat mengisi kembali bejana sukacita kita. Ini adalah sukacita yang memberi kita perspektif baru, yang memampukan kita untuk melihat kebaikan Allah bahkan di tengah kesulitan. Biarlah sukacita dari Tuhan menjadi kekuatan kita dan terang yang kita bagikan kepada dunia.
Ya Tuhan, Engkaulah sumber sukacita kami yang tak pernah kering. Penuhilah hati kami dengan sukacita-Mu dan tolonglah kami untuk senantiasa bersorak-sorak memuji kebaikan-Mu. Amin.
Hari ke-18: Sukacita dalam Penderitaan
"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan jika kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan."
Konsep sukacita dalam penderitaan mungkin terdengar kontradiktif bagi dunia, tetapi bagi orang percaya, itu adalah kebenaran yang kuat. Yakobus mengajak kita untuk menganggap pencobaan sebagai kebahagiaan, karena kita tahu bahwa itu adalah proses yang menghasilkan ketekunan dan pertumbuhan iman. Ini bukan berarti kita bersukacita atas rasa sakit itu sendiri, melainkan atas tujuan Allah di baliknya dan kesempatan untuk melihat iman kita diperkuat. Musim Adven, yang mempersiapkan kita untuk Natal, juga mengingatkan kita bahwa jalan Kristus sering kali melibatkan pengorbanan dan penderitaan, tetapi dengan janji sukacita yang lebih besar di akhir.
Bagaimana kita dapat menemukan sukacita di tengah penderitaan? Dengan memfokuskan pandangan kita pada Kristus, yang menderita bagi kita dan yang berjalan bersama kita melalui setiap tantangan. Dengan percaya bahwa Allah bekerja di balik layar, mengubah setiap kesulitan menjadi kebaikan. Ini membutuhkan iman yang dalam dan perspektif kekal. Mari kita gunakan Adven ini untuk belajar untuk bersandar pada Allah di tengah kesulitan, mengetahui bahwa Dia akan membawa kita melalui itu dan menghasilkan sukacita yang lebih besar dalam prosesnya. Sukacita ini adalah kesaksian yang kuat bagi dunia yang skeptis.
Tuhan, berikanlah kami kekuatan untuk menemukan sukacita bahkan di tengah penderitaan. Tolonglah kami untuk melihat tujuan-Mu dalam setiap pencobaan dan untuk bersukacita karena Engkau senantiasa menyertai kami. Amin.
Hari ke-19: Sukacita Memberi
"Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
Salah satu sukacita terbesar yang dapat kita alami adalah sukacita memberi. Meskipun dunia sering kali mempromosikan mentalitas "ambil sebanyak mungkin," firman Tuhan mengajarkan kita prinsip yang berlawanan: ada kebahagiaan dan sukacita yang lebih besar dalam memberi. Yesus sendiri adalah teladan utama dalam memberi, Dia memberikan hidup-Nya untuk kita. Musim Adven, yang merupakan persiapan untuk merayakan karunia terbesar Allah kepada umat manusia—Putra-Nya Yesus—adalah waktu yang sempurna untuk mempraktikkan sukacita memberi.
Memberi tidak hanya tentang uang atau hadiah fisik; itu juga tentang memberikan waktu kita, talenta kita, perhatian kita, dan kasih kita. Ketika kita memberi dari hati yang tulus, kita tidak hanya memberkati orang lain, tetapi kita juga mengalami kepenuhan sukacita yang hanya dapat diberikan oleh Allah. Ini adalah sukacita yang meluas, menciptakan efek riak kebaikan dalam komunitas kita. Mari kita gunakan Adven ini untuk secara sengaja mencari kesempatan untuk memberi, untuk melayani, dan untuk memberkati orang lain, sehingga kita dapat mengalami sukacita sejati yang datang dari memberi seperti Kristus.
Tuhan Yesus, ajarlah kami sukacita memberi. Bukakanlah mata hati kami untuk melihat kebutuhan di sekitar kami dan berikanlah kami hati yang murah hati untuk berbagi berkat-berkat kami. Amin.
Hari ke-20: Sukacita dalam Pengharapan Kekal
"Dan kini tinggal tiga hal ini: iman, pengharapan dan kasih, tetapi yang paling besar di antaranya ialah kasih."
Sukacita kita di musim Adven tidak hanya berakar pada perayaan kedatangan Kristus di masa lalu, tetapi juga pada pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua dan janji kehidupan kekal. Pengharapan kekal ini adalah sumber sukacita yang tak tergoyahkan, karena itu memberi kita kepastian tentang masa depan kita di dalam Allah. Kita tahu bahwa ada surga yang menanti, di mana tidak akan ada lagi air mata, kesedihan, atau rasa sakit, hanya sukacita abadi dalam hadirat Allah.
Pengharapan akan kekekalan seharusnya membentuk cara kita hidup di masa kini. Ini memotivasi kita untuk hidup dengan tujuan, untuk menabur benih-benih kebaikan, dan untuk bersaksi tentang kabar baik ini kepada orang lain. Ketika kita mengingat bahwa kehidupan ini hanyalah pendahuluan dari kekekalan, kita dapat menghadapi tantangan dengan perspektif yang lebih besar dan sukacita yang lebih dalam. Mari kita gunakan Adven ini untuk memperbaharui pengharapan kita akan kekekalan dan untuk membiarkan sukacita yang berasal dari janji ini memenuhi hati kita. Ini adalah sukacita yang tidak pernah pudar.
Bapa Surgawi, terima kasih atas janji kehidupan kekal yang Engkau berikan kepada kami melalui Kristus. Penuhilah hati kami dengan sukacita yang berasal dari pengharapan ini, dan tolonglah kami untuk hidup setiap hari dalam terang kekekalan. Amin.
Hari ke-21: Sukacita dalam Ketaatan
"Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, sama seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh."
Yesus sendiri mengajarkan bahwa sukacita yang penuh ditemukan dalam ketaatan. Ketika kita menuruti perintah-Nya, kita tinggal di dalam kasih-Nya, dan inilah yang menghasilkan sukacita-Nya di dalam kita. Ketaatan sering kali dianggap sebagai beban atau kewajiban, tetapi Yesus menunjukkan bahwa itu adalah jalan menuju kehidupan yang berkelimpahan dan sukacita yang mendalam. Musim Adven adalah waktu untuk merenungkan sejauh mana ketaatan kita kepada Tuhan telah memengaruhi sukacita kita.
Ketaatan bukanlah sekadar daftar peraturan yang harus diikuti; itu adalah respons kasih terhadap kasih Allah. Ketika kita mengasihi Tuhan, kita ingin menyenangkan-Nya dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam ketaatan itulah kita menemukan tujuan, makna, dan sukacita sejati. Ini adalah sukacita yang bukan hasil dari mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi dari melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Mari kita gunakan Adven ini untuk memperbaharui komitmen kita untuk hidup dalam ketaatan yang penuh sukacita, mengetahui bahwa dalam melakukan kehendak-Nya, kita menemukan kepenuhan hidup. Sukacita yang seperti ini adalah bukti nyata dari hubungan kita dengan Kristus.
Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk hidup dalam ketaatan yang penuh sukacita kepada-Mu. Biarlah ketaatan kami memperdalam kasih kami kepada-Mu dan memenuhi kami dengan sukacita-Mu yang penuh. Amin.
Minggu Keempat: Kasih yang Mengorbankan (Lilin Kasih)
Pada minggu keempat Adven, kita menyalakan lilin kasih, yang menjadi puncak dari semua tema Adven. Kedatangan Kristus adalah perwujudan kasih Allah yang terbesar bagi umat manusia. Ini adalah kasih yang mengorbankan diri, yang tidak mencari keuntungan diri sendiri, melainkan rela memberikan segalanya demi kebaikan orang lain. Dalam kasih inilah kita menemukan makna sejati Natal.
Hati Kasih Pengorbanan
Hari ke-22: Kasih Allah yang Tak Terhingga
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Ayat Yohanes 3:16 adalah inti dari pesan Natal dan Adven. Ini mengungkapkan kedalaman kasih Allah yang tak terhingga bagi dunia yang berdosa. Kasih ini begitu besar sehingga Allah rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk keselamatan kita. Kelahiran Yesus adalah bukti nyata dari kasih Allah yang aktif dan penuh pengorbanan, sebuah kasih yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak. Adven adalah waktu untuk merenungkan kembali kasih yang luar biasa ini dan membiarkannya meresap ke dalam setiap serat keberadaan kita.
Di dunia yang sering kali egois dan transaksional, kasih Allah adalah pengingat yang kuat akan jenis kasih yang sejati. Ini adalah kasih yang tidak mengharapkan balasan, yang tidak bergantung pada kelayakan kita, dan yang tidak pernah gagal. Ketika kita benar-benar memahami dan menerima kasih ini, itu mengubah cara kita memandang diri sendiri, orang lain, dan seluruh dunia. Mari kita gunakan Adven ini untuk membuka hati kita lebih lebar lagi untuk menerima kasih Allah yang tak terhingga, dan biarlah kasih itu mengalir melalui kita untuk memberkati orang lain. Ini adalah fondasi dari semua pengharapan, damai, dan sukacita.
Ya Bapa, terima kasih atas kasih-Mu yang begitu besar sehingga Engkau mengaruniakan Putra-Mu bagi kami. Tolonglah kami untuk sepenuhnya menerima dan mengalami kasih-Mu yang tak terhingga. Amin.
Hari ke-23: Kasih Kristus yang Mengikat Kita
"Sebab kasih Kristus menguasai kami, karena kami mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati."
Kasih Kristus bukanlah sekadar konsep; itu adalah kekuatan yang menguasai dan mengikat kita. Rasul Paulus menjelaskan bahwa kasih Kristus adalah motivasi utama di balik pelayanannya dan cara hidup orang percaya. Karena Kristus telah mengorbankan diri-Nya untuk kita, kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, melainkan untuk Dia yang telah mati dan bangkit kembali. Kasih ini mendorong kita untuk hidup dengan tujuan, untuk melayani sesama, dan untuk memberitakan kabar baik kepada dunia. Adven adalah waktu untuk merasakan kembali dorongan kasih Kristus ini dalam hidup kita.
Apakah kasih Kristus benar-benar menguasai hidup kita? Apakah itu menjadi kekuatan pendorong di balik keputusan dan tindakan kita? Musim Adven adalah kesempatan untuk memeriksa hati kita dan menyerahkan kembali kendali hidup kita kepada Kristus. Ketika kita membiarkan kasih-Nya membimbing kita, kita menemukan bahwa hidup menjadi lebih bermakna dan memuaskan. Ini adalah kasih yang membebaskan kita dari egoisme dan memampukan kita untuk hidup dalam pengorbanan dan pelayanan. Mari kita biarkan kasih Kristus yang mengikat ini mengubah kita dan menjadikan kita semakin serupa dengan Dia.
Tuhan Yesus, biarlah kasih-Mu menguasai seluruh hidup kami. Doronglah kami untuk hidup tidak lagi bagi diri kami sendiri, melainkan bagi Engkau, melayani-Mu dengan segenap hati. Amin.
Hari ke-24: Kasih sebagai Tanda Pengikut Kristus
"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Yesus sendiri menyatakan bahwa tanda pengikut-Nya adalah kasih yang mereka miliki satu sama lain. Kasih yang kita tunjukkan kepada sesama adalah kesaksian paling kuat tentang siapa kita dan siapa yang kita ikuti. Ini bukan sekadar kasih emosional, melainkan kasih yang aktif, praktis, dan rela berkorban, meniru kasih yang Kristus tunjukkan kepada kita. Di musim Adven, ketika kita merayakan kedatangan Kristus, kita diingatkan untuk mempraktikkan kasih ini dalam hidup kita sehari-hari, baik di dalam gereja maupun di luar.
Apakah kasih kita menjadi tanda yang jelas bagi dunia bahwa kita adalah murid-murid Kristus? Apakah kita saling mengasihi dengan cara yang terlihat dan nyata? Musim Adven adalah waktu untuk secara sengaja mencari cara untuk menunjukkan kasih kepada mereka yang ada di sekitar kita: keluarga, teman, tetangga, dan bahkan orang asing. Ini mungkin berarti mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan bantuan yang dibutuhkan, atau hanya menawarkan senyuman yang tulus. Ketika kita hidup dalam kasih, kita memantulkan terang Kristus ke dunia dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya. Mari kita jadikan Adven ini sebagai kesempatan untuk memperdalam kasih kita kepada sesama, sehingga semua orang dapat melihat kasih Kristus melalui kita.
Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk saling mengasihi seperti Engkau mengasihi kami. Biarlah kasih kami menjadi tanda yang jelas bagi dunia bahwa kami adalah murid-murid-Mu. Amin.
Hari ke-25: Puncak Kasih: Natal
"Sebab itu TUHAN sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel."
Puncak dari semua penantian Adven adalah Natal, perayaan kelahiran Yesus, Sang Imanuel—Allah menyertai kita. Natal adalah perwujudan ultimate dari kasih Allah. Ini adalah saat di mana janji-janji kuno digenapi, di mana pengharapan menjadi kenyataan, damai turun ke bumi, dan sukacita melimpah ruah. Di palungan yang hina, kasih Allah yang tak terbatas terwujud dalam wujud seorang bayi yang rentan, yang akan tumbuh menjadi Juruselamat dunia. Ini adalah misteri dan keajaiban yang tak pernah berhenti menginspirasi.
Ketika kita tiba di hari Natal, mari kita tidak hanya merayakan dengan pesta dan hadiah, tetapi dengan hati yang penuh syukur atas karunia kasih Allah yang tak ternilai. Mari kita mengingat bahwa setiap elemen Natal—mulai dari bintang hingga para gembala, dari malaikat hingga Maria dan Yusuf—semuanya menunjuk pada satu hal: Allah mengasihi kita begitu rupa. Ini adalah kasih yang mengubah sejarah dan yang masih mengubah hidup sampai hari ini. Biarlah Natal ini menjadi perayaan kasih yang mendalam, yang mendorong kita untuk hidup dalam kasih setiap hari, membawa terang-Nya ke dunia yang membutuhkan. Ini adalah kasih yang mengubah segalanya, kasih yang harus kita peluk dan bagikan.
Ya Imanuel, Allah yang menyertai kami, kami bersyukur atas karunia kehadiran-Mu di Natal. Penuhilah hati kami dengan kasih-Mu yang mendalam dan tolonglah kami untuk senantiasa mengingat makna sejati dari kedatangan-Mu. Amin. Selamat Natal!
Penutup: Melanjutkan Perjalanan Kasih
Musim Adven mungkin akan berakhir, dan lilin-lilin telah menyala penuh, menerangi malam dengan hangatnya pengharapan, damai, sukacita, dan kasih. Namun, perjalanan rohani kita tidak berhenti di hari Natal. Sebaliknya, Natal adalah sebuah permulaan, sebuah undangan untuk membawa terang Kristus ke dalam setiap aspek kehidupan kita, sepanjang tahun. Kita telah merenungkan janji-janji Allah, menemukan ketenangan di tengah badai, mengalami sukacita yang melampaui keadaan, dan merangkul kasih yang mengorbankan.
Biarlah renungan-renungan singkat ini menjadi benih yang tumbuh di dalam hati Anda, menghasilkan buah-buah kebenaran dan kasih dalam kehidupan sehari-hari Anda. Ingatlah bahwa Imanuel, Allah menyertai kita, bukan hanya di musim Natal, tetapi setiap saat, setiap hari. Dia adalah sumber kekuatan kita, penghibur kita, dan panduan kita. Teruslah berjalan dalam pengharapan yang hidup, dalam damai yang melampaui akal, dalam sukacita yang tak tergoyahkan, dan dalam kasih yang tak terbatas, yang telah diwujudkan melalui Putra-Nya, Yesus Kristus.
Semoga Anda terus bertumbuh dalam iman dan kasih, menjadi terang bagi dunia, dan membawa kabar baik tentang Kristus kepada semua orang yang Anda temui. Selamat menjalani hidup yang dipenuhi oleh makna Adven yang abadi!