Harapan Abadi di Tengah Dunia yang Berubah:
Khotbah Pendek Advent
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Di tengah hiruk pikuk kehidupan, di tengah lautan informasi yang seringkali membingungkan, dan di tengah ketidakpastian yang terus membayangi dunia kita, ada satu jangkar yang kokoh, satu harapan yang tidak pernah pudar: kabar baik dari Injil kekal. Khususnya bagi kita yang menyebut diri Advent, kita membawa pesan yang unik dan mendesak, sebuah panggilan untuk melihat melampaui cakrawala saat ini menuju janji agung kedatangan Kristus yang kedua kali. Ini bukan sekadar keyakinan, melainkan sebuah gaya hidup, sebuah panggilan untuk mempersiapkan diri dan mempersiapkan dunia bagi perjumpaan terbesar sepanjang sejarah.
Mari kita selami lebih dalam pesan Advent ini, pesan yang penuh dengan harapan, kebenaran, dan kekuatan untuk hidup di zaman akhir.
I. Fondasi Harapan: Kedatangan Yesus yang Pertama dan Kedua
Pesan Advent tidak bisa dipisahkan dari dua peristiwa besar dalam rencana keselamatan: kedatangan Yesus yang pertama dan kedatangan-Nya yang kedua.
A. Kedatangan Yesus yang Pertama: Membawa Terang ke Dalam Kegelapan
Lebih dari 2000 tahun yang lalu, di sebuah palungan yang sederhana di Betlehem, Allah yang Mahakuasa merendahkan diri-Nya menjadi seorang bayi manusia. Ini adalah momen yang mengubah sejarah, di mana Terang datang ke dalam dunia yang gelap. Yesus Kristus, Putra Allah, datang untuk menyingkapkan karakter kasih Bapa, untuk mengalahkan kuasa dosa dan maut melalui kehidupan yang tanpa cela, kematian di kayu salib, dan kebangkitan-Nya yang mulia. Kedatangan-Nya yang pertama adalah fondasi dari segala harapan kita. Tanpa salib, tidak ada penebusan. Tanpa kebangkitan, tidak ada jaminan hidup kekal.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)
Pesan Natal adalah pesan tentang Allah yang mendekat kepada manusia, sebuah bukti nyata dari kasih-Nya yang tak terbatas. Ia datang bukan sebagai raja yang berkuasa, melainkan sebagai hamba, untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28).
B. Kedatangan Yesus yang Kedua: Puncak Harapan Advent
Namun, kedatangan Yesus yang pertama bukanlah akhir dari cerita. Sebaliknya, itu adalah awal dari sebuah janji yang lebih besar, janji kedatangan-Nya yang kedua kali. Inilah yang menjadi inti dari nama kita, "Advent," yang berarti "kedatangan." Kita percaya bahwa Yesus akan datang kembali, bukan sebagai bayi yang tak berdaya, tetapi sebagai Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan, dalam kemuliaan dan kuasa. Janji ini diulang berkali-kali dalam Alkitab, baik oleh Yesus sendiri maupun oleh para rasul-Nya.
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu sudah Kukatakan kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada." (Yohanes 14:1-3)
Ayat ini adalah janji pribadi Yesus kepada murid-murid-Nya, dan kepada kita semua yang mengasihi-Nya. Ini adalah janji yang menghibur di saat duka, janji yang memberi kekuatan di saat lemah, dan janji yang memberi arah di tengah kebingungan. Kedatangan-Nya yang kedua akan menjadi puncak dari rencana keselamatan Allah, saat di mana dosa dan penderitaan akan diakhiri untuk selamanya, dan orang-orang benar akan diangkat untuk bersama-Nya selama-lamanya.
Alkitab dengan jelas menggambarkan bagaimana Yesus akan datang kembali:
- Secara Harfiah dan Pribadi: "Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia" (Wahyu 1:7). Ini bukan kedatangan rohani atau metaforis, tetapi kedatangan fisik yang dapat dilihat semua orang.
- Terlihat oleh Setiap Mata: Tidak ada yang akan melewatkannya. Seluruh dunia akan menyaksikan peristiwa dahsyat ini.
- Dengan Suara Sangkakala dan Seruan Malaikat: "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit" (1 Tesalonika 4:16). Ini akan menjadi peristiwa yang disertai dengan suara-suara yang menggelegar dan saksi-saksi dari surga.
- Dalam Kemuliaan: "Pada waktu Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, lalu Ia akan duduk di takhta kemuliaan-Nya" (Matius 25:31). Ini adalah kontras yang tajam dengan kedatangan-Nya yang pertama dalam kerendahan hati.
Pesan Advent bukanlah sekadar teori, melainkan keyakinan yang menggerakkan kita untuk hidup dengan tujuan dan harapan. Ini mendorong kita untuk bertanya: Jika Yesus akan datang kembali, bagaimana seharusnya kita hidup hari ini?
II. Pesan Tiga Malaikat: Panggilan Mendesak untuk Dunia
Dalam kitab Wahyu, yang sering disebut sebagai "kitab terakhir dari pesan Advent," kita menemukan serangkaian pesan yang sangat penting dan mendesak untuk disampaikan kepada dunia sebelum kedatangan Kristus. Ini adalah "Pesan Tiga Malaikat" yang ditemukan dalam Wahyu 14:6-12.
A. Malaikat Pertama: Injil Kekal, Takutlah Allah, dan Sembahlah Pencipta
"Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakan kepada mereka yang diam di atas bumi, dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring: 'Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.'" (Wahyu 14:6-7)
Pesan malaikat pertama ini adalah fondasi yang kokoh. Ini dimulai dengan "Injil yang kekal," mengingatkan kita bahwa di tengah segala pesan kiamat, inti dari pesan kita tetaplah kabar baik keselamatan melalui Kristus. Kemudian, ada tiga aspek penting:
- Takutlah akan Allah: Ini bukan rasa takut yang membuat kita gentar atau lari, melainkan rasa hormat yang mendalam, pengakuan akan kebesaran, keagungan, dan otoritas-Nya yang mutlak. Ini berarti menempatkan Allah di atas segalanya dalam hidup kita.
- Muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya: Kita hidup di zaman penghakiman. Ini adalah waktu di mana Allah sedang meninjau catatan hidup manusia, sebuah proses yang dimulai sebelum kedatangan Yesus dan akan mencapai puncaknya saat Ia kembali. Ini adalah panggilan untuk memeriksa hati kita, untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah, dan untuk bersandar sepenuhnya pada kasih karunia Kristus.
- Sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air: Ini adalah panggilan kembali kepada Pencipta. Di tengah dunia yang semakin melupakan Allah sebagai Pencipta, pesan ini mengingatkan kita untuk menyembah Dia yang Mahakuasa, yang melalui firman-Nya menciptakan segalanya. Ini adalah penegasan kembali akan pentingnya penciptaan dalam enam hari harfiah, yang juga menjadi dasar dari Sabat (Keluaran 20:8-11). Menyembah Pencipta berarti menolak filsafat evolusi dan pengajaran lain yang merendahkan otoritas Allah sebagai Sumber kehidupan.
B. Malaikat Kedua: Babel Telah Roboh!
"Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusulnya dan berkata: 'Sudah roboh, sudah roboh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya.'" (Wahyu 14:8)
Pesan malaikat kedua adalah peringatan keras tentang "Babel." Dalam konteks Wahyu, Babel melambangkan sistem agama yang membingungkan, yang telah menyimpang dari kebenaran Alkitab dan memimpin banyak orang kepada kekeliruan. Ini adalah sistem yang telah mencampuradukkan kebenaran ilahi dengan tradisi manusia, menyajikan "anggur hawa nafsu cabulnya" yang memabukkan dan mengaburkan perbedaan antara yang kudus dan yang profan.
Pesan ini adalah panggilan untuk umat Allah yang tulus, yang mungkin masih berada di dalam "Babel" secara spiritual, untuk keluar darinya. Ini adalah panggilan untuk meninjau kembali doktrin dan praktik keagamaan kita, dan untuk setia hanya pada Firman Allah. Robohnya Babel bukan hanya peristiwa masa depan, tetapi juga proses yang sedang berlangsung, seiring dengan semakin terungkapnya kesalahan-kesalahan doktrinal.
C. Malaikat Ketiga: Peringatan terhadap Tanda Binatang
"Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: 'Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.'" (Wahyu 14:9-10)
Ini adalah pesan yang paling serius dan menakutkan, sebuah peringatan tentang konsekuensi fatal bagi mereka yang memilih untuk mengikuti "binatang" dan menerima "tandanya." "Binatang" ini melambangkan kekuasaan politik-agama yang akan muncul di akhir zaman, yang akan mencoba memaksa dunia untuk menyembah dengan cara yang bertentangan dengan kehendak Allah. "Tanda binatang" adalah isu sentral dari kesetiaan di akhir zaman, sebuah uji ketaatan kepada Allah atau kepada kekuasaan manusia.
Secara tradisional, Advent meyakini bahwa tanda binatang akan berkaitan dengan isu penyembahan dan waktu penyembahan, khususnya kontras antara hari Sabat yang kudus menurut Alkitab dan hari penyembahan yang ditetapkan oleh kekuasaan manusia. Menerima tanda ini bukan sekadar tindakan fisik, tetapi keputusan hati untuk menempatkan otoritas manusia di atas otoritas Allah. Ini adalah pesan yang menggarisbawahi pentingnya memilih pihak, dan memilih untuk setia kepada Allah bahkan ketika ada tekanan besar untuk berkompromi.
Pesan tiga malaikat ini bukan sekadar nubuat tentang masa depan; ini adalah panggilan untuk bertindak sekarang. Ini adalah seruan untuk memeriksa iman kita, untuk keluar dari kebingungan rohani, dan untuk berdiri teguh pada kebenaran Allah, bahkan di tengah penganiayaan.
III. Pilar-Pilar Kebenaran Advent: Sabat, Kesehatan, dan Karunia Nubuat
Selain pesan tiga malaikat, ada beberapa pilar kebenaran lain yang sangat ditekankan dalam ajaran Advent, yang secara kolektif membentuk identitas dan misi kita.
A. Sabat: Hari Perhentian dan Tanda Penciptaan
Inti dari pesan malaikat pertama, yaitu menyembah Pencipta, secara alami mengarah pada pemahaman akan Sabat sebagai hari perhentian yang kudus. Sabat, hari ketujuh, bukanlah sekadar hari libur; ia adalah monumen peringatan akan penciptaan Allah dan tanda perjanjian antara Allah dan umat-Nya.
"Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamalah engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat itu dan menguduskannya." (Keluaran 20:8-11)
Sabat adalah berkat yang diberikan Allah kepada manusia di Eden, jauh sebelum dosa masuk ke dunia. Ia adalah hari untuk berhenti dari pekerjaan kita sendiri dan memfokuskan perhatian kita kepada Allah, Pencipta dan Penebus kita. Ini adalah waktu untuk bersekutu dengan-Nya, beristirahat secara fisik dan rohani, dan menikmati keindahan ciptaan-Nya.
Dalam konteks akhir zaman, Sabat akan menjadi tanda kesetiaan yang penting. Ketika dunia dipaksa untuk menyembah kekuasaan manusia pada hari yang berbeda, menjaga Sabat Allah akan menjadi pengakuan publik kita terhadap otoritas Allah sebagai Pencipta dan satu-satunya yang layak disembah. Ini adalah ujian kecil yang menyiapkan kita untuk ujian yang lebih besar.
B. Gaya Hidup Sehat: Tubuh Adalah Bait Roh Kudus
Gereja Advent sangat menekankan prinsip-prinsip kesehatan. Ini bukan hanya tentang umur panjang, tetapi tentang kehormatan kepada Allah. Alkitab mengajarkan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus, dan kita dipanggil untuk memuliakan Allah dengan tubuh kita.
"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dengan harga yang lunas: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:19-20)
Pesan kesehatan Advent mencakup:
- Gizi Optimal: Mempromosikan pola makan nabati (vegetarian atau vegan) yang kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, sambil menghindari daging yang tidak bersih (Imamat 11) dan makanan yang merusak seperti alkohol, tembakau, dan kafein berlebihan.
- Olahraga Teratur: Pentingnya aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.
- Istirahat Cukup: Tidur yang memadai untuk pemulihan tubuh dan mental.
- Air Murni: Pentingnya hidrasi yang baik.
- Sinar Matahari: Sumber vitamin D dan peningkat suasana hati yang alami.
- Temperance (Kendalikan Diri): Menghindari yang berbahaya dan menggunakan yang baik secara moderat.
- Udara Segar: Lingkungan yang sehat dan bernapas dalam-dalam.
- Trust in Divine Power (Percaya pada Kuasa Ilahi): Aspek terpenting, mengakui bahwa kesehatan sejati berasal dari Allah dan damai sejahtera-Nya.
Gaya hidup sehat ini bukan sekadar daftar aturan, melainkan cara hidup yang memungkinkan kita memiliki pikiran yang jernih untuk memahami Firman Allah, tubuh yang kuat untuk melayani-Nya, dan semangat yang penuh sukacita untuk membagikan kasih-Nya. Ini adalah bagian dari "injil yang kekal," karena menunjukkan kepada dunia kepedulian Allah yang holistik terhadap seluruh keberadaan kita.
C. Karunia Nubuat: Tuntunan Rohani bagi Gereja Sisa
Salah satu ciri khas Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah keyakinan pada karunia nubuat yang terus berlanjut dalam gereja sisa. Wahyu 12:17 menggambarkan gereja sisa Allah di akhir zaman sebagai mereka yang "memegang perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus." Wahyu 19:10 menjelaskan bahwa "kesaksian Yesus adalah roh nubuat."
Kami percaya bahwa karunia nubuat ini bermanifestasi dalam pelayanan seorang nabi modern, yang melalui tulisannya memberikan nasihat, teguran, dan bimbingan yang relevan untuk umat Allah di akhir zaman. Karunia ini berfungsi untuk:
- Mengarahkan kembali perhatian kita kepada Alkitab sebagai standar utama.
- Mengoreksi kesalahan-kesalahan doktrinal dan praktik.
- Memberikan petunjuk praktis untuk hidup saleh dan pelayanan.
- Menyingkapkan bahaya-bahaya yang akan datang dan cara menghadapinya.
- Membangun iman dan memberikan penghiburan.
Tentu saja, Alkitab tetap merupakan standar tertinggi dari semua kebenaran, dan setiap nubuat atau tulisan harus diuji berdasarkan Firman Allah. Namun, karunia ini merupakan berkat yang luar biasa, membantu kita memahami Alkitab dengan lebih dalam dan menerapkan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan sehari-hari di tengah tantangan zaman akhir.
IV. Hidup dalam Harapan: Persiapan untuk Kedatangan Kristus
Mengingat janji kedatangan Kristus dan pesan-pesan mendesak yang telah kita bahas, pertanyaan penting muncul: Bagaimana seharusnya kita hidup? Bagaimana kita mempersiapkan diri untuk peristiwa terbesar dalam sejarah?
A. Pembaharuan Rohani dan Pertumbuhan Karakter
Persiapan terbesar bukanlah akumulasi pengetahuan teologis saja, melainkan pembaharuan hati dan pertumbuhan karakter. Yesus tidak hanya datang untuk menyelamatkan kita dari dosa, tetapi juga dari keberadaan dosa itu sendiri. Ini berarti transformasi karakter kita menjadi semakin menyerupai karakter Kristus.
- Pertobatan dan Pengakuan Dosa: Langkah pertama selalu dimulai dengan pengakuan dosa dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Kristus. Ini adalah proses harian untuk menanggalkan dosa dan menerima pengampunan-Nya.
- Studi Alkitab yang Konsisten: Firman Allah adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105). Melalui Alkitab, kita mengenal Allah, kehendak-Nya, dan rencana-Nya.
- Doa yang Tak Henti-Henti: Doa adalah napas jiwa. Melalui doa, kita berkomunikasi dengan Allah, mengungkapkan kebutuhan kita, berterima kasih kepada-Nya, dan menerima kekuatan dari-Nya.
- Hidup dalam Ketaatan: Kasih kepada Allah diwujudkan melalui ketaatan kepada perintah-perintah-Nya (Yohanes 14:15). Ini bukan ketaatan legalistik, melainkan ketaatan yang lahir dari kasih dan rasa syukur atas penebusan-Nya.
- Mengembangkan Kasih dan Pelayanan: Kasih adalah inti dari hukum Allah. Ketika kita mengasihi Allah dan sesama, kita akan termotivasi untuk melayani, berbelas kasih, dan menjadi berkat bagi orang lain.
Transformasi karakter adalah pekerjaan seumur hidup, pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita. Kita tidak dapat melakukannya sendiri, tetapi dengan kuasa-Nya, kita dapat "mengenakan manusia baru yang diciptakan menurut kehendak Allah dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Efesus 4:24).
B. Hidup Sebagai Saksi: Membagikan Harapan Ini
Pesan Advent bukanlah untuk disimpan sendiri. Ini adalah "Injil kekal" yang harus "diberitakan kepada mereka yang diam di atas bumi, dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum" (Wahyu 14:6). Sebagai umat Advent, kita memiliki tanggung jawab untuk membagikan harapan ini kepada dunia yang sekarat.
Bersaksi dapat dilakukan dalam berbagai cara:
- Melalui Kehidupan Kita: Cara hidup kita yang mencerminkan prinsip-prinsip Alkitab – kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23) – dapat menjadi kesaksian yang paling kuat.
- Melalui Kata-Kata Kita: Membagikan iman kita secara langsung, menjelaskan janji-janji Allah, dan mengundang orang lain untuk mengenal Kristus.
- Melalui Pelayanan Praktis: Menolong orang lain yang membutuhkan, baik secara fisik, emosional, maupun rohani. Ini adalah implementasi dari pesan kesehatan dan kasih Allah.
- Melalui Dukungan Misi: Mendukung pekerjaan misi di seluruh dunia melalui doa, waktu, dan sumber daya kita.
Tugas kita bukanlah untuk mengkonversi, melainkan untuk mengundang. Kita adalah pembawa pesan, menyampaikan undangan kasih Allah dan panggilan untuk persiapan. Roh Kuduslah yang akan melakukan pekerjaan meyakinkan hati.
C. Berdiri Teguh di Tengah Krisis Akhir Zaman
Alkitab menubuatkan bahwa akhir zaman akan ditandai oleh krisis dan penganiayaan. Akan ada "kesukaran besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak dunia dijadikan sampai sekarang, dan yang belum akan terjadi lagi" (Matius 24:21). Akan ada tekanan untuk berkompromi dengan iman, dan mereka yang setia kepada Allah akan menghadapi tantangan yang serius.
Dalam menghadapi ini, kita dipanggil untuk:
- Berakar Kuat pada Firman Allah: Hanya mereka yang mendasarkan iman mereka pada kebenaran Alkitab yang tidak akan tergoyahkan oleh angin pengajaran sesat atau badai penganiayaan.
- Memiliki Hubungan Pribadi yang Mendalam dengan Kristus: Ini adalah fondasi kekuatan dan ketahanan kita. Ketika kita mengenal Kristus secara pribadi, kita akan percaya kepada-Nya bahkan ketika segala sesuatu di sekitar kita runtuh.
- Hidup dalam Kesatuan dan Persaudaraan: Kita tidak dirancang untuk menghadapi tantangan ini sendirian. Dukungan dari sesama orang percaya, dalam persekutuan yang kuat, akan sangat penting.
- Dipenuhi Roh Kudus: Kuasa Roh Kudus akan memberikan kita keberanian, hikmat, dan kekuatan untuk bersaksi dan berdiri teguh di bawah tekanan.
Pesan Advent bukan sekadar pesan pengharapan yang manis; itu juga merupakan pesan peringatan yang serius, sebuah panggilan untuk persiapan yang sungguh-sungguh. Kita harus siap, bukan hanya untuk menyambut Kristus, tetapi juga untuk menghadapi apa pun yang mungkin datang sebelum Dia. Namun, dalam semua ini, kita tidak sendirian. Yesus telah berjanji, "Aku menyertai kamu senantaiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:20).
V. Harapan yang Tidak Mengecewakan: Janji Kehidupan Kekal
Pada akhirnya, semua pesan ini bermuara pada satu hal: harapan akan kehidupan kekal bersama Kristus. Ketika Yesus datang kembali, Ia akan mengakhiri semua penderitaan, kesedihan, dan kematian. Ia akan membangkitkan orang mati dalam Kristus, dan bersama dengan orang-orang benar yang masih hidup, mereka akan diangkat untuk bertemu dengan-Nya di awan-awan.
"Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan." (1 Tesalonika 4:17)
Ini adalah klimaks dari rencana keselamatan, saat di mana kita akan melihat wajah Kristus dan hidup dalam kehadiran-Nya untuk selama-lamanya. Ini adalah janji tentang Surga Baru dan Bumi Baru, di mana kebenaran akan tinggal, dan tidak akan ada lagi air mata, kesakitan, atau kematian (Wahyu 21:1-4).
Harapan ini adalah yang memotivasi kita, yang memberi kita keberanian untuk menghadapi hari ini, dan yang memberi kita kedamaian di tengah badai. Ini adalah harapan yang pasti, yang didasarkan pada janji-janji Allah yang tidak pernah gagal. Kita tidak berharap pada sesuatu yang tidak pasti; kita berharap pada Dia yang setia dan benar.
Kehidupan di bumi baru akan menjadi kehidupan yang sempurna. Tidak akan ada lagi kejahatan, penderitaan, atau penyakit. Kita akan hidup dalam harmoni yang sempurna dengan Allah dan sesama, menikmati alam yang telah dipulihkan ke keadaan Eden-nya yang asli. Kita akan memiliki kesempatan untuk belajar tanpa batas, menjelajahi alam semesta, dan bersekutu dengan Allah secara langsung. Ini adalah warisan yang menanti mereka yang setia.
Bayangkanlah:
- Tidak ada lagi perang atau konflik.
- Tidak ada lagi kelaparan atau kemiskinan.
- Tidak ada lagi penyakit atau rasa sakit.
- Tidak ada lagi perpisahan atau kematian.
- Hanya kedamaian, sukacita, dan cinta yang kekal.
Ini bukanlah mimpi belaka, melainkan janji dari Allah yang Mahakuasa, yang tidak dapat berdusta. Dia telah mempersiapkan tempat bagi kita, dan Dia akan datang untuk membawa kita ke sana. Tugas kita adalah untuk bersiap, untuk hidup sesuai dengan terang yang telah kita terima, dan untuk membagikan terang itu kepada orang lain.
Setiap hari adalah kesempatan untuk tumbuh lebih dekat kepada Kristus, untuk membersihkan hati kita, dan untuk lebih setia kepada kehendak-Nya. Setiap tantangan adalah kesempatan untuk bergantung lebih sepenuhnya pada kekuatan-Nya. Setiap pertemuan adalah kesempatan untuk menjadi kesaksian hidup bagi kasih-Nya.
Saudara-saudari,
Dunia ini sedang menuju akhir. Tanda-tanda zaman semakin jelas terlihat di sekeliling kita. Tetapi kita tidak perlu takut atau putus asa. Sebaliknya, kita harus mengangkat kepala kita, karena pembebasan kita sudah dekat. Pesan Advent adalah panggilan untuk bangun, untuk mempersiapkan diri, dan untuk menjadi alat di tangan Allah untuk menjangkau dunia yang hilang.
Marilah kita menerima pesan Injil kekal dengan sepenuh hati. Marilah kita takut akan Allah dan memuliakan Dia, menyembah Dia sebagai Pencipta. Marilah kita keluar dari kebingungan Babel dan berdiri teguh di atas kebenaran. Marilah kita menguduskan hari Sabat-Nya, menjaga tubuh kita sebagai bait Roh Kudus, dan menghargai karunia nubuat sebagai tuntunan-Nya yang penuh kasih.
Dan yang terpenting, marilah kita hidup setiap hari dengan harapan yang membara akan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Semoga hidup kita menjadi cerminan dari harapan yang mulia ini, sehingga banyak orang dapat melihat terang Kristus melalui kita dan juga dipersiapkan untuk perjumpaan agung itu. Amin.